Kematian ini menimbulkan efek domino. Arwah korban mulai gentayangan dan menimbulkan kejadian supranatural yang justru membuat rumah hantu tersebut menjadi viral dan dipenuhi pengunjung.
Tapi di balik popularitas yang mendadak itu, muncul berbagai konflik baru. Rasa bersalah, penyelidikan polisi, dan tekanan dari keluarga korban yang melaporkan orang hilang.
Meski membawa tema kematian dan misteri, Muhadkly Acho mengemas kisah ini dalam balutan komedi cerdas yang tetap menghibur.
Keempat tokoh utama berasal dari latar belakang stand-up comedy, sehingga interaksi dan dialog mereka terasa alami dan lucu, meski dalam suasana tegang.
Baca Juga: Go Internasional! Film Agak Laen Bakal di Remake Versi Korsel
Latar Produksi dan Gaya Penyutradaraan

Agak Laen diproduksi oleh rumah produksi Imajinari yang dikenal dengan karya-karya sinematik bernuansa satire dan ringan.
Kehadiran Ernest Prakasa sebagai produser memperkuat identitas film yang menekankan pada pendekatan kritik sosial yang jenaka.
Muhadkly Acho, yang sebelumnya dikenal sebagai komika dan penulis skenario, berhasil melakukan transisi mulus sebagai sutradara.
Ia memperlihatkan kematangan dalam menyatukan elemen humor dan horor secara seimbang.
Tidak hanya menyajikan kelucuan slapstick, film ini juga menyentuh persoalan sosial seperti ambisi politik, tekanan ekonomi kelas pekerja, serta kecenderungan masyarakat terhadap sensasi dan viralitas di media sosial.
Pemeran dan Karakter Utama
Berikut ini deretan artis yang memerankan karakter di film Agak Laen:
- Bene Dion Rajagukguk sebagai Mamet: pemimpin kelompok yang idealis dan strategis.
- Oki Rengga sebagai Doyok: karakter yang emosional dan sering bertindak spontan.
- Indra Jegel sebagai Rian: tenang dan menjadi penengah dalam kelompok.
- Boris Bokir sebagai Rudi: sumber komedi utama dengan gaya bicara khas Batak.
- Tissa Biani sebagai Yani: jurnalis muda yang tertarik pada kasus hilangnya caleg.
- Indah Permatasari sebagai Laila: istri caleg yang penuh curiga.
- Arie Kriting, Mamat Alkatiri, Praz Teguh, dan Anggi Marito turut melengkapi jajaran pemain dengan karakter pendukung yang memperkuat unsur komedi dan konflik.
Sinematografi dan Visual

Sinematografi film ini memanfaatkan pencahayaan gelap untuk mendukung atmosfer horor, namun diimbangi dengan framing dan editing cepat untuk menjaga tempo humor.