Uang Terkuras hingga Dijauhi Keluarga, Pria di Bekasi Berhenti Judol

Sabtu 10 Mei 2025, 20:26 WIB
Ilustrasi pemain judol. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

Ilustrasi pemain judol. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Seorang pria berinisial NK, 25 tahun, di Bekasi mengaku nekat bermain judi online (judol) untuk memperoleh lebih banyak uang.

Bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan kurang dari lima juta, ia mencari peruntungan lewat judol sejak 2023.

“Awalnya tertarik karena sering lihat iklan judol di medsos seperti Instagram atau YouTube. Terus diajak coba sama teman di kampung,” kata NK, Sabtu, 10 Mei 2025.

NK mengaku tergiur main judol agar bisa mendapatkan uang dalam waktu cepat. Alih-alih untung, ia justru terjerat pinjaman online (pinjol) demi bisa deposit.

Baca Juga: Menko Cak Imin Sebut Judol Sumber Kemiskinan Baru

"Kalau menang saya ketagihan. Kalau kalah, saya kebingungan," ujarnya.

Dirinya hanya bermain saat baru gajian atau punya uang. Sempat takut datanya pribadinya tersadap, NK tetap bermain judol hingga menghabiskan ratusan ribu.

“Dalam satu bulan paling cuma 300 ribu. Lebih sering rugi sih, paling ya kalah 300 ribu,” ucap dia.

Ia mengaku, 10 persen gajinya setiap bulan disisihkan untuk dilipatgandakan lewat judi.

Baca Juga: Jakarta Terbesar Kedua Deposit Judol, Pemain Remaja Merajalela di Jakbar

Kebiasaan NK berjudi memicu kemarahan keluarga. Ia juga ditinggalkan sang pacar, karena penghasilannya habis untuk judi.

“Keluarga kaget kenapa uang gajian sering habis entah ke mana. Bahkan sampai tidak bisa kasih orang tua,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, konflik keluarga juga menjadi alasan dirinya semakin terlena bermain. Pasalnya, NK sering kekurangan uang, sehingga mencari jalan cepat mendapatkan uang banyak.

“Pernah, karena sudah terlalu dalam dan ingin membenahi diri untuk menjadi lebih baik lagi,” ucap dia.

Baca Juga: Jakarta Duduki Peringkat 2 Kasus Judi Online, Pengamat Minta Pemprov Fokus Berantas Judol

Dirinya mengaku sudah sampai di tahap kecanduan berat dan merasa gelisah jika tidak bermain judol. Namun, NK mengaku sudah terlepas dari kebiasaan buruk tersebut.

Ia sudah bisa melewati masa-masa sulit dan merasa lebih tenang setelah berhenti berjudi. Penghasilannya pun berangsur baik.

Lebih lanjut, NK berharap pemerintah bisa lebih tegas dalam menangani maraknya judi online.

“Menurut saya harus lebih tegas dalam menangani maraknya judol ini, karena sudah banyak keluarga yang hancur bahkan sampai ada yang bunuh diri gara-gara judol,” kata NK.

Ia juga berharap pemerintah bisa menyediakan bantuan ekonomi untuk keluarga yang terdampak, memperluas lapangan kerja, dan memperhatikan nasib para karyawan yang diupah di bawah UMR daerah. (CR-3)

Berita Terkait

News Update