POSKOTA.CO.ID - Tidak sedikit masyarakat di Indonesia terjerat utang pinjaman online (pinjol) bukan untuk kebutuhan mendesak, tapi karena kesalahan dalam mengelola uang dan gaya hidup konsumtif.
"Fakta menunjukkan bahwa mayoritas pengguna pinjol menggunakan dananya untuk hal-hal yang bersifat konsumsi," demikian yang diungkapkan konten kreator YouTube Andre Tuwan, dikutip Sabtu, 10 Mei 2025.
Hal konsumtif tersebut menurutnya seperti membeli gadget terbaru, berbelanja, nongkrong, hingga liburan.
Ini mencerminkan kurangnya pengendalian diri dalam penggunaan uang.
Baca Juga: Nabung Emas Rp100.000 di BRImo Selama Sebulan, Ternyata Untung Segini
"Fenomena tersebut diperburuk dengan pengaruh media sosial, di mana selebgram dan influencer dijadikan standar hidup," paparnya.
Tak jarang orang rela mengambil utang hanya untuk "tampil" setara dengan gaya hidup yang ditampilkan di internet, padahal kemampuan finansial mereka jauh dari itu.
Padahal, setiap pinjaman membawa konsekuensi. Yakni cicilan bulanan, bunga, dan denda jika tidak dibayar tepat waktu.
"Jika dibiarkan, utang akan menumpuk dan menjerat kita lebih dalam," ujarnya.
Solusi Keluar dari Jeratan Utang Pinjol
Jika kamu sudah terlanjur terjerat utang pinjol, sebaiknya ikuti tiga solusi ini untuk mulai memperbaiki kondisi keuanganmu. Antara lain:
1. Cari Pekerjaan Sampingan
Cara pertama yang bisa kamu lakukan adalah mencari penghasilan tambahan.
Kamu bisa mengambil pekerjaan freelance, jualan online, atau kerja paruh waktu untuk menambah pemasukan.
Baca Juga: Terjebak Pinjol Ilegal Haruskah Dibayar? Simak Solusi Bijaknya
Targetkan bisa menabung Rp1-2 juta per bulan hingga terkumpul minimal Rp10 juta sebagai dana darurat.
Setelah itu, kamu bisa mulai membayar utang menggunakan metode bola salju, lunasi utang dari nominal terkecil ke terbesar.
Cara ini terbukti memberi efek psikologis yang positif dan mendorong motivasi untuk menyelesaikan semua utang.
2. Restrukturisasi Pinjaman
Bersamaan dengan mencari penghasilan tambahan, kamu bisa menghubungi penyedia pinjaman, baik aplikasi pinjol, debt collector, atau bank untuk melakukan negosiasi.
Bentuk restrukturisasi bisa berupa:
- Pengurangan bunga
- Perpanjangan tenor
- Penjadwalan ulang pembayaran
- Bahkan tambahan modal untuk utang produktif
Baca Juga: Bolehkah Menghapus Aplikasi Pinjol Setelah Galbay? Ini Penjelasannya
Jika kamu bisa menunjukkan bahwa utangmu digunakan untuk usaha produktif, besar kemungkinan mereka akan memberikan kelonggaran agar bisnismu tetap berjalan.
3. Jual Aset Berisiko
Apabila kamu punya aset likuid seperti emas, saham, reksa dana, atau crypto, pertimbangkan untuk menjualnya sebagian atau seluruhnya demi melunasi utang.
Sebab, bunga pinjaman itu pasti, sementara hasil dari aset investasi bersifat tidak pasti.
Lebih baik kamu menjualnya sekarang daripada terpaksa cut loss lebih dalam saat nilainya turun.
Setelah utang lunas, barulah bangun lagi fondasi keuangan yang kuat.
Baca Juga: 2 Pindar Cepat Cair dan Bunga Ringan, Cocok untuk Modal Usaha
Hindari Gali Lubang Tutup Lubang
Masih dilansir dari channel YouTube Andre Tuwan, mengambil pinjaman baru untuk membayar utang lama atau gali lubang tutup lubang memang bisa menjadi solusi jangka pendek.
Tapi dalam jangka panjang, ini adalah strategi yang mematikan.
Utangmu akan terus bertambah, bunga makin menumpuk, dan hidupmu makin tidak tenang.
"Lebih baik, bangun keberanian untuk menghadapi debt collector (DC) dan menyelesaikan masalah keuangan tanpa menambah utang baru," tandasnya.