Kopi Pagi: Meluruskan Benang Kusut

Kamis 08 Mei 2025, 08:44 WIB
Kopi Pagi: Meluruskan Benang Kusut. (Sumber: Poskota)

Kopi Pagi: Meluruskan Benang Kusut. (Sumber: Poskota)

Tidak berlebihan jika halal bihalal yang digelar partai politik, tokoh bangsa melalui ‘open house’ atau bentuk lainnya memiliki makna positif, setidaknya untuk mencairkan kebekuan komunikasi yang terjadi selama ini.

Halal bihalal memiliki peran strategis untuk menyelesaikan segala persoalan bangsa dan negara. Dapat merajut kembali benang yang putus, meluruskan benang kusut serta langkah awal mengurai beragam problema yang dilandasi adanya kesepahaman dan komitmen dan cita-cita yang sama dalam membangun bangsa.

Tak ada yang salah dengan silaturahmi, sering disebut pula silaturahmi yang dikemas melalui halal bihalal tak akan pernah salah. Karenanya kita patut mengapresiasi halal bihalal, termasuk yang digelar purnawirawan TNI-Polri yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto, petinggi TNI-Polri, serta sejumlah menteri Kabinet Merah Putih.

Tidak bermaksud menafsirkan, tetapi halal bihalal ini memiliki makna strategis, di tengah sejumlah isu, di antaranya seputar usulan para jenderal purnawirawan kepada pemerintah, yang kini sedang menjadi perbincangan publik.

Saling memaafkan telah dilontarkan secara terbuka. Komitmen mengawal pemerintahan Prabowo Subianto pun telah disampaikan sebagai bentuk konsistensi membangun masa depan bangsa lebih baik lagi. Mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan sosial sebagaimana tujuan negeri ini didirikan.

Yang hendak kami sampaikan adalah segala persoalan sejatinya bisa diawali penyelesaiannya dengan kata maaf dan saling memaafkan, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Duduk semeja bicara dari hati ke hati merumuskan solusi, ketimbang komen dari meja lain, balik layar dan dinding yang berpotensi menimbulkan distorsi. Mari satukan langkah membangun bangsa melalui aksi nyata dengan mengendapkan segala ego sebagai cermin kebesaran jiwa.

Kian dibutuhkan sikap konsisten (istiqomah) dan budaya mawas diri dalam menyikapi situasi. Pepatah Jawa mengatakan, “mulat sariro hangrosowani”– yang artinya berani melakukan introspeksi diri. Apa pun statusnya perlu kiranya mengedepankan budaya introspeksi. (Azisoko)

Berita Terkait

Kopi Pagi: Dengarkan Suara Rakyat

Senin 14 Apr 2025, 07:04 WIB
undefined

Kopi Pagi: Wanita Mulia, Negara Jaya

Senin 21 Apr 2025, 08:02 WIB
undefined

Kopi Pagi: Pilih Pujian Atau Kritikan

Senin 28 Apr 2025, 08:01 WIB
undefined

Kopi Pagi: Pendidikan Tanpa Pembedaan

Senin 05 Mei 2025, 08:01 WIB
undefined

News Update