POSKOTA.CO.ID - Kecelakaan maut kembali memakan korban jiwa di Sumatera Barat. Sebuah bus ALS (Antar Lintas Sumatera) mengalami kecelakaan hebat di Terminal Busur, Kota Padang Panjang, pada Selasa 5 Mei 2025, menewaskan sejumlah penumpang yang berada di dalam kendaraan tersebut.
Peristiwa tragis ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat setempat. Tim Polda Sumatera Barat telah menyelesaikan proses identifikasi terhadap 12 jenazah korban kecelakaan bus.
Kapolres Kota Padang Panjang, AKBP Kartyana Widyarso, mengonfirmasi bahwa seluruh korban telah berhasil diidentifikasi. "Total ada 12 orang jenazah di RSUD Kota Padang Panjang dan telah teridentifikasi," ujarnya dalam keterangan resmi.
Bus ALS dengan plat nomor BK 7512 FGA diduga mengalami kecelakaan hebat karena rem blong, faktor cuaca, dan kondisi jalan menjadi penyebab insiden ini, meskipun penyelidikan resmi masih terus dilakukan.
Korban terdiri dari berbagai usia, mulai dari balita hingga lansia, memperlihatkan betapa tragisnya musibah yang terjadi.
Baca Juga: Kecelakaan Maut Bus ALS di Padang Panjang Diduga Akibat Rem Blong: Sopir Koma, 12 Penumpang Tewas
Proses Identifikasi Korban
Identitas 12 korban bus ALS berhasil dikenali oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar. Berikut daftar korban yang meninggal dunia:
- Rema Andini Pane (1,5)
- Naufal Rehan Pane (6)
- Riski Agustini Lubis (32)
- Melaiki Sinaga (74)
- Karmina Gultam (74)
- Sarudin Nainggolan (74)
- Desrita Nainggolan (50)
- Sri Rejeki (38)
- Romaida Sitanggang (74)
- Etrick Gustaf Wenas (26)
- Aryudi (38)
- Atas Silaen (30).
Menurut AKBP Kartyana, hingga pukul 17.00 WIB, tiga keluarga korban telah tiba di RSUD Padang Panjang untuk menjemput jenazah. "Kemungkinan masih ada keluarga korban yang akan datang ke RSUD Kota Padang Panjang untuk menjemput jenazah," tambahnya.
Baca Juga: Kecelakaan Bus ALS di Padang yang Tewaskan 12 Orang Diduga Akibat Rem Blong
Tidak Ada Kendala dalam Identifikasi
Kasubdit Dokpol Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes) Polda Sumbar, dr. Eka Purnama Sari, menyatakan bahwa proses identifikasi berjalan lancar karena kondisi jenazah masih dapat dikenali.
"Sepuluh jenazah teridentifikasi melalui sidik jari, sementara dua lainnya dari data medis serta properti yang kami dapat info dari data ante mortem pihak keluarga," jelas dr. Eka.
