POSKOTA.CO.ID - Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, seorang presiden Indonesia hadir secara langsung dalam perayaan Hari Buruh Internasional (May Day).
Pada Kamis 1 Mei 2025, Prabowo Subianto berdiri di tengah ribuan buruh yang memadati Lapangan Monas, Jakarta, menyampaikan pidato berisi janji-janji perlindungan bagi pekerja.
Kehadirannya ini menjadikannya sebagai presiden kedua setelah Soekarno yang berpartisipasi langsung dalam aksi May Day, sebuah langkah simbolis yang mengundang antusiasme massa.
May Day tahun ini menjadi momen bersejarah, tidak hanya karena kehadiran presiden, tetapi juga karena besarnya jumlah peserta yang mencapai lebih dari 200 ribu orang, termasuk buruh, keluarga, dan masyarakat umum yang turut menyuarakan solidaritas.
Baca Juga: 5 Janji Kerja Prabowo di May Day Buruh Indonesia 2025, Dari Gaji Layak hingga Hapus Outsourcing
Tema utama yang diusung adalah perlindungan hak pekerja, penghapusan outsourcing, dan keadilan upah, isu-isu yang selama ini menjadi tuntutan utama kelas pekerja Indonesia.
Prabowo, yang didampingi sejumlah pemimpin serikat buruh, menteri, dan politisi Partai Gerindra, menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan 8 komitmen konkret pemerintahannya.
Dari janji menghapus outsourcing hingga pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional, pidatonya kerap disambut sorak-sorai dan tepuk tangan dari para buruh yang hadir. "Ini adalah bukti bahwa suara kalian didengar," tegas Prabowo di atas panggung.
Baca Juga: Hardiknas 2025: Bertemakan 'Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua'
Janji-janji Prabowo untuk Buruh
Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan 8 komitmen konkret yang langsung disambut sorak-sorai peserta aksi. Berikut poin-poin utamanya:
- Penghapusan Sistem Outsourcing
"Saya akan meminta Dewan Kesejahteraan Nasional mempelajari secepat-cepatnya, kita ingin menghapus outsourcing," tegas Prabowo. Pernyataan ini menjawab tuntutan buruh yang menganggap sistem outsourcing kerap merugikan pekerja. Namun, ia juga menegaskan pentingnya menjaga iklim investasi.
- Percepat Pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT)
Prabowo berjanji RUU PPRT akan dibahas minggu ini dan ditargetkan selesai dalam 3 bulan. "Saudara sekalian, kita akan segera meloloskan RUU perlindungan pekerja rumah tangga. Minggu ini akan mulai dibahas," ujarnya.
- Pembentukan UU Pekerja di Laut dan Industri Perikanan
Presiden juga meminta DPR segera membahas UU Perlindungan Pekerja Maritim, termasuk sektor perikanan dan perkapalan.
- Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional
Sebagai "hadiah" untuk buruh, Prabowo akan membentuk Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional yang beranggotakan perwakilan serikat pekerja se-Indonesia. "Tugasnya mempelajari keadaan buruh dan memberi nasihat kepada Presiden, mana UU yang tidak beres," jelasnya.
- Satgas PHK untuk Lindungi Pekerja dari Pemutusan Sepihak
Pemerintah akan membentuk Satuan Tugas PHK untuk mencegah pemutusan hubungan kerja secara tidak adil. "Tak perlu ragu-ragu, negara akan turun tangan," tegas Prabowo.
- Dukungan Penuh untuk RUU Perampasan Aset
Prabowo menyatakan dukungannya terhadap UU Perampasan Aset untuk menindak koruptor. "Enak aja udah korupsi enggak mau kembalikan aset!" ujarnya disambut tepuk tangan.
- Usung Marsinah sebagai Pahlawan Nasional
Presiden mendukung pengajuan Marsinah, aktivis buruh yang tewas dibunuh pada 1993, sebagai Pahlawan Nasional. "Kalau pimpinannya mewakili buruh, saya setuju. Kita dukung!"
- Pertemuan Buruh-Pengusaha di Istana Bogor
Prabowo berencana mempertemukan 160 perwakilan buruh dan pengusaha di Istana Bogor untuk mencari solusi bersama. "Saya akan bilang ke pengusaha: jangan mau kaya sendiri!"
Baca Juga: Singgung Soal Badai PHK, Massa Demo Hari Buruh Tuntut Pencabutan Undang-Undang Cipta Kerja
Dukungan Politik dari Kaum Buruh
Prabowo tak lupa berterima kasih pada buruh yang disebutnya "tidak pernah meninggalkannya" meski empat kali gagal di Pilpres. "Lima kali menuju pemilihan presiden, empat kali kalah, yang kelima kita menang. Tapi buruh selalu mendukung saya," ucapnya haru.
Kehadiran Prabowo di May Day 2025 dinilai sebagai langkah simbolis yang kuat, mengingat ia adalah presiden kedua setelah Soekarno yang berani datang langsung. Namun, janji-janjinya kini masuk dalam ujian implementasi.
Elly Rosita (KSBSI) dan Said Iqbal (KSPI) menyambut positif komitmen presiden, tetapi menekankan bahwa "buruh akan terus mengawal realisasi janji ini." Sementara kalangan pengusaha meminta kebijakan seimbang agar tidak mengganggu iklim investasi.
May Day 2025 mungkin akan dikenang sebagai titik balik hubungan pemerintah dan buruh. Namun, semua tergantung pada seberapa cepat janji-janji ini dieksekusi.