Berikut adalah tuntutan yang diajukan oleh mereka:
- Penghapusan sistem outsourcing
- Pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT)
- Revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Peningkatan realisasi upah yang layak
- Pengesahan RUU Perampasan Aset untuk pemberantasan korupsi
- Pembentukan Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja (Satgas PHK)
Perayaan Hari Buruh di Indonesia kali ini dipusatkan di Jakarta yakni di Monas. Beberapa kelompok dan juga organisasi buruh dari beberapa daerah disekitar Jabodetabek pun berkumpul ke bilangan kawasan Monas.
Seperti yang diungkapkan Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jawa Barat, Roy Jinto, menjelaskan bahwa aksi tahun ini akan dipusatkan di ibu kota dan rencananya dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Oleh karena itu, tidak akan ada aksi di Gedung Sate seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk peringatan May Day kali ini, kami fokuskan di Jakarta, bukan di Bandung. Presiden Prabowo dijadwalkan hadir," kata Roy saat dikonfirmasi.
Hal senada disampaikan Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jawa Barat, Dadan Sudiana. Ia memastikan pihaknya tidak akan menggelar aksi di depan Gedung Sate dan seluruh massa akan diarahkan ke Jakarta.
"Tahun ini SPN tidak turun ke Gedung Sate, kami bergabung ke Jakarta," ujarnya.
Baca Juga: Buruh Jabar Tak Gelar Aksi di Gedung Sate, Pilih Fokus Peringati May Day di Jakarta
Meski tidak melakukan aksi di daerah, SPN tetap menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Gubernur Dedi Mulyadi.
Salah satunya berkaitan dengan tingginya angka pengangguran terbuka di Jawa Barat, yang menjadi perhatian serius buruh.
"Kami berharap di bawah kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi, angka pengangguran yang tertinggi di Indonesia bisa ditekan, sekaligus memberantas praktik percaloan dalam proses penerimaan tenaga kerja," jelas Dadan.