"Kita nggak usah pakai prompter, nggak pakai editan teks everywhere, dan nggak pakai soundtrack. Bikin simpel aja, no prompter, one-shoot take," ujar Ferry dalam videonya.
Respons terhadap video Ferry jauh lebih positif. Banyak yang mengaku baru benar-benar paham bonus demografi setelah menonton kontennya.
"Ketimbang membahas editing video Wapres yang mirip Ferry, Bang Ferry justru men-challenge pemahaman Wapres tentang tema yang dibahas sendiri. Tanpa editing babibu, omongan Ferry jauh lebih berisi," komentar seorang netizen.
"Kebiasaan Bang Ferry Sebelum Bikin Video Pasti Sudah Melalui Baca Dan Riset, Jadi Wajib Didukung. Karena Misi Beliau Adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa..." ujar salah satu netizen.
Baca Juga: Warganet Kompak Dislike dan Lontarkan Kritik Pedas dalam Video Monolog Wapres Gibran Rakabuming Raka
Sindiran Halus Ferry: "Sekarang Coba yang Ini"
Meski tak secara langsung menyerang, Ferry menyindir Gibran lewat kolom komentar dengan kalimat: "Sekarang coba yang ini." Tagline "Giliran Kita!" yang muncul di thumbnail kedua video malah jadi bahan sindiran netizen.
"Giliran Ferry, baru kerasa dapet ilmunya," tulis seorang warganet.
"Fun fact: berpura-pura jadi orang bodoh itu gampang, tapi kalo berpura-pura pinter itu hampir mustahil. Karena pasti ada orang yang pinter beneran akan meng-counter narasi orang yang berpura-pura pintar tersebut." ujar salah satu netizen.
Dislike Gibran Melonjak
Fakta lain yang terungkap adalah rasio dislike video Gibran yang mencapai 84 ribu, sementara likes hanya sekitar 7 ribu. Sebaliknya, video Ferry, yang baru diunggah 21 April 2025, sudah meraih 50 ribu likes.
Perseteruan ini bukan sekadar soal siapa meniru siapa, melainkan uji substansi antara konten berbasis data dan sekadar mengandalkan popularitas. Ferry Irwandi membuktikan bahwa konten edukasi tak butuh kemewahan produksi, yang penting adalah kedalaman materi.