Seringkali ada berbagai alasan yang terlontar untuk menunda investasi, dengan alasan menunggu momen yang tepat.
Padahal, seiring berjalannya waktu, IHSG misalnya cenderung selalu naik dalam jangka panjang dan membuat harga-harga saham, terutama saham yang berkualitas, menjadi semakin sulit terjangkau.
3. Miskonsepsi Investasi
Masih banyak investor pemula yang belum bisa membedakan antara investing dengan saving (menabung), trading, dan gambling (judi).
Pasalnya, masih banyak yang tergiur dengan iming-iming "investasi zero/low risk, high return". Akibatnya, banyak investor pemula yang kemudian berinvestasi di produk yang tidak memiliki underlying asset atau future cash flow.
Baca Juga: Ingin Investasi Emas? Perhatikan Tips Cermat Sebelum Memulai Berikut Ini!
4. Menggunakan Teknik yang Salah
Seorang investor pemula perlu menggunakan strategi/metode yang tepat. Namun, sayangnya banyak yang terjebak di saham-saham yang belum mereka kenal atau bahkan dengar.
Memilih untuk menggunakan analisis teknikal terlebih dahulu sebelum analisis fundamental, tidak mempertimbangkan trading cost yang tentunya menggerus imbal hasil portofolio, tidak ingin cutloss walaupun diperlukan, dan bahkan tidak memperhatikan perkembangan portofolionya selama ini.
5. Melupakan Risiko
Prinsip high risk, high return sebenarnya tidak hanya berlaku untuk investasi, masih banyak investor pemula yang terlalu fokus terhadap iming-iming imbal hasil yang ditawarkan (expected return) dan melupakan potensi risiko yang dihadapinya.
Untuk menghindari lima kesalahan ketika baru pertama kali melakukan investasi, berikut ini cara menghindarinya.