“Kalian mesti siap – siap jika sewaktu – waktu ditunjuk sebagai petugas KPPS, apalagi punya pengalaman pernah beberapa kali menjadi ketua KPPS, “ kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Untuk pemilu kali ini gantian yang muda, yang tua istirahat,” kata Yudi.
“Pengabdian itu tiada akhir, tidak mengenal batas waktu dan usia,” kata Heri.
“Iya sih, tapi perlu juga regenerasi, dengan melibatkan kalangan muda usia, seperti mahasiswa, karang taruna dan kawula muda lainnya” Yudi.
“Saya mendukung yang muda sebagai penyelenggara, apalagi katanya akan ada kebijakan baru bagi petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) berusia maksimal 50 tahun,” kata mas Bro.
“Bukan hanya usia minimal bakal cawapres yang dipersoalkan, pembatasan usia petugas KPPS juga menjadi perhatian pada pemilu serentak tahun 2024,” ujar Yudi.
“Tanggung jawab petugas KPPS tidaklah ringan. Tidak hanya harus teliti dan cermat mulai pendataan, proses pencoblosan hingga rekapitulasi data. Akurasi data menentukan. Terselip satu suara bisa fatal,” kata mas Bro.
“Objektivitas dan netralitas harus teruji. Belum lagi sikap santun, arif dan bijak dalam menghadapi pengaduan maupun protes dari para pemilih,” ujar Yudi.
“Suasana nyaman dan penuh kegembiraan harus tercipta di setiap TPS, bukan kegalauan dan kekisruhan, apalagi sampai terjadi keributan,” tambah mas Bro.
“Wah berat juga menjadi petugas KPPS ya. Belum lagi kerja mulai pagi, kadang sampai dini hari,” kata Heri.
“Itulah perlunya orang – orang muda, yang masih energik,” kata Yudi.
.jpg)
