Fadil memaparkan, pelaku Duloh alias Aki merasa mempunyai kekuatan untuk membuat orang atau korbannya kaya raya. Hal tersebut ternyata hanya akal bulus pelaku untuk menguasai harta korban.
"Duloh ini menarasikan dirinya punya kemampuan untuk meningkatkan kekayaan, lalu kemudian menyuruh Aki untuk mencari korban. setelah Aki mendapat target yang ingin sukses, kemudian diambil uangnya. Ketika kesuksesan tidak kunjung diraih, mereka menagih," katanya.
"Ada janji dan motivasi palsu, ada janji kepada target, setelah ditagih, korban ini yang sudah tertipu dihilangkan nyawa," tambah Fadil.
Dari hasil penyelidikan, ada potensi para pelaku sudah melakukan kejahatan sebelumnya dengan modus sama. Hal tersebut berdasarkan keterangan langsung dari para pelaku.
Penyidik kembali menemukan fakta baru dalam kasus ini. Usai dilakukan rangkaian penyelidikan, ditemukan sebanyak 3 lubang kuburan yang berisi 4 jenazah di rumah pelaku Wowon di kawasan Cianjur, Jawa Barat.
"Di TKP Cianjur ada 4 kerangka, kemudian ada pengakuan tersangka satu kerangka lain dalam pencarian. Di Garut ada satu orang dikubur setelah sebelumnya dibuang ke laut," ungkap Fadil.
Terkait tindak pidana lain itu, Fadil menjelaskan, bahwa sebelum memutuskan membunuh korban di Bekasi, para pelaku ini kerap menjanjikan bisa melipat gandakan harta kepada calon korban.
Adapun modus melipat gandakan harta itu dikemas dengan cara ilmu supranatural untuk membuat orang sukses dan kaya.
"Sebenarnya endingnya adalah bagaimana mengambil uang pada korban yang terkena tipu daya," pungkasnya.
Dari hasil penyelidikan terungkap bahwa pelaku membunuh korban dengan menggunakan bahan berbahaya (racun). Bahan berbahaya itu dicampur ke dalam kopi. (Pandi)