PIALA dunia 2022 telah usai. Argentina menjadi juara di pertandingan sepak bola internasional tersebut.
Melalui adu penalti, Messi dan kawan-kawan mengandaskan impian Prancis untuk mengulang kejayaan di 2018 silam.
Di Lusail Iconic Stadium, Minggu (18/12/2022) Tim Tango terpaksa bermain imbang dengan Tim Ayam Jago 3-3 di 90 menit pertandingan.
Setelah melalui 120 menit, akhirnya Albiceleste menang adu penalti 4-2.
Hasil ini membuat Argentina meraih gelar ketiga sepanjang sejarah piala dunia. Sebelumnya, mereka merebutnya di tahun 1978 dan 1986.
Ada kabar, Perancis lapor FIFA terkait adanya indikasi Argentina mengalah dari Arab Saudi untuk menghindari Brasil.
Dalam sepak bola menang dan kalah sudah biasa. Ada yang tak puas pun sudah sewajarnya.
Namun belakangan beredar kabar tak sedap. Kemenangan Argentina disebut lantaran menghindar dari Brasil di fase grup awal piala dunia dimulai.
Istilah FIFA match fixing atau pengaturan skor pertandingan. Sebuah rekayasa yang dibuat sedemikian rupa dan rapih hingga babak akhir dan berhasil merebut juara.
Dalam dunia olahraga, pengaturan pertandingan merupakan tindakan memainkan atau memimpin sebuah pertandingan yang tujuannya mencapai hasil yang telah ditentukan sebelumnya.
Tentu saja dengan melanggar aturan permainan dan hukum.
Kali ini, tudingan tersebut diarahkan pada Argentina. Bisa ditebak, tuduhan datang dari para pendukung tim-tim yang kalah.
Karena sepak bola adalah bagian dari fanatisme. Setiap orang tak mudah untuk bergeser dari dukungannya pada sebuah tim.
Bahkan, isu semakin melebar kalau jika terbukti benar, maka gelar juara Messi dan kawan-kawannya akan dicabut FIFA.
Bukan rahasia lagi kalau sebuah pertandingan besar melibatkan perjudian. Apalagi piala dunia, judi menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Umumnya, perjudian hanya pada 90 menit pertandingan saja. Tapi ada juga berdasarkan hasil akhir. Ya, hasil akhir piala dunia 2022 adalah Argentina.
Yakin, lebih dari 50 persen mendukung Argentina. Ada sebagian yang ngasih poor skor untuk Prancis. Bandar judi belum tentu jebol. Karena bandar bisa main di dua kali. Kalau pun habis, hanya sedikit.
Dengan demikian, isu match fixing tersebut bisa berpotensi membuat orang orang kegocek. Terutama fans Prancis. (Kurniawan)