JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Misteri kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, hingga kini masih misterius.
Polisi masih melakukan rangkaian penyelidikan untuk mengungkap penyebab dan motif kematian keempat jenazah itu.
Dirkrikum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengaku kesulitan untuk mengungkap kematian sekeluarga yang sudah dalam keadaan membusuk tersebut.
"Ini kasus yang rumit yang perlu kehati-hatian. Dan ini memang perlu ahli yang nanti akan menjelaskan," ujarnya kepada wartawan usai melakukan olah TKP lanjutan, Rabu (16/11/2022).
Keempat korban merupakan satu keluarga yakni Rudyanto Gunawan (71), Margaret (68), mereka berdua pasangan suami istri. Kemudian Dian (42) anak korban dan Budyanto (69) adik dari Rudyanto Gunawan.
Ssbelumnya, polisi menyimpulkan bahwa dua mayat yakni Rudyanto dan Margaret diduga meninggal lebih awal.
Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan forensik dan kondisi tubuh korban yang sudah mengering.
Hengki menyebut, kematian yang diduga dalam waktu yang berbeda tersebut menjadi salah petunjuk yang diperoleh penyidik.
Bahkan petunjuk tersebut penting untuk mengungkap kasus kematian satu keluarga ini.
"Ini salah satu petunjuk yang kami peroleh. Kita memperoleh petunjuk yang penting ya. Tetapi yang bisa menjawab nanti adalah ahli bukan saya," papar Hengki.
"Seperti misalnya dalam penyelidikan ini kami harus berkoordinasi apakah perlu mengundang ahli entimologi, ahli serangga. Karena kami menemukan misalnya belatung. Dan ini bisa mengarahkan kapan dia meninggal. Nah ini tim ahli (yang bisa menjelaskan)," tambahnya.
Meski demikian, Hengki mengatakan, kasus kematian empat orang terdiri dari satu keluarga tersebut telah mengerucut dan menemui titik terang.
"Ternyata ini kita memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini, salah satunya terkait motif, kita bisa patahkan beberapa motif, kita masih perlu pendalaman lagi," terangnya.
Hanya saja, pihak kepolisian sampai saat ini masih belum membeberkan penyebab kematian keempat korban yang sudah dalam keadaan membusuk tersebut.
Penyidik sepertinya tidak mau buru-buru menyimpulkan penyebab kematian korban hingga motif dari kasus ini.
Hengki menyebut, dalam mengungkap kasus kematian sekeluarga yang misterius ini, pihaknya menggunakan pola interkolaborasi forensik, diantaranya melibatkan digital forensik, laboratorium forensik, dan Inafis.
"Karena dalam penyelidikan ini, kita harus menentukan sebab kematian dan motif. Kita juga melibatkan apsifor (asosiasi psikologi forensik). Psikologi forensik yang akan mempelajari secara komperhensif terhadap empat jenazah ini," ucap Hengki.
Selain itu, mantan Kapolres Metro Jakarta Barat ini mengatakan, selain tim kedokteran dari forensik RS Polri, pihaknya juga melibatkan ahli dari RSCM dan Universitas Indonesia (UI).
Berbagai ahli yang didatangkan cukup lengkap, mulai dari ahli patologi anatomi, forensik medik kolegal, kemudian toksikologi, termasuk DNA dari laboratorium forensik.
"Dan ini saling melengkapi, bersinergi, sehingga nantinya akan menuju satu kesimpulan. Kita tidak bisa berasumsi mengambil kesimpulan sementara, ini proses sedang berlangsung," bebernya.
Hengki menegaskan, kasus kematian sekeluarga yang masih misterius ini dalam penyelidikan lebih jauh. Dia fokus kepada penyelidikan dan tidak mau beramsumsi lebih jauh terkait penyebab dan motif kematian.
Rencananya, malam ini akan didatangkan tim ahli dari Apsifor (Asosiasi Psikologi Forensik) untuk mengetahui berbagai kemungkinan yang terjadi terkait kasus kematian sekeluarga ini.
"Termasuk kita gunakan alat-alat canggih yaitu Crime Lab Auto. Misalnya kita cari apakah ada bercak darah dan sebagainya, untuk memutus apa namanya dugaan-dugaan dan sebagainya," tutupnya. (pandi)