Obrolan Pos ronda: Negeri Penuh Tanjakan

Senin 18 Apr 2022, 08:00 WIB

ISU bakal adanya kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan solar sudah menyebar hingga ke pos ronda. Juga isu kenaikan harga  elpiji (LPG - Liquefied Petroleum Gas) kemasan 3 kg – sering disebut gas melon, dan tarif listrik akan naik dalam waktu dekat.

“Ini alamat hidup tambah susah,” kata si bro sambil ngopi di pos ronda, ditemani sohibnya Yudi dan Heri serta beberapa yang lain. “Semoga kenaikan itu hanya sebatas isu,” lanjut si bro sambil menengadahkan tangan.

“Iya saya juga berharap sama. Sudah dua tahun ini nafas kita sudah hilang separo,’ kata Heri. “Sejak pandemi 2 Maret tahun 2020, nafas kehidupan terengah – engah.”

“Kenaikan harga sembako yang sekarang saja sudah membuat sulit nafas. Nah, kalau harga gas melon naik, pertalite naik, listrik naik, bisa – bisa kita habis nafas, “ kata si bro lagi.

Keluhan si bro ini gambaran keluhan masyarakat pada umumnya. Siapa sih yang tidak mengeluh jika harga naik, apalagi kebutuhan mendasar dan sangat vital seperti BBM dan listrik. Efek domino akan memburuk keadaan.

Sejak pandemi, banyak masyarakat kehilangan pekerjaan. Disaat tambahan dana untuk menjaga kesehatan, harga barang naik secara bersamaan.

Harga BBM naik karena pemerintah secara bertahap menghapus subsidi menyusul kenaikan harga minyak dunia sudah di atas US$ 100 per barrel.

Rakyat dapat memahami keadaan, tetapi hendaknya pemerintah memahami kondisi rakyatnya yang makin kehabisan nafas karena kian terhimpit kebutuhan akibat berbagai kenaikan.

“Sepertinya kita perlu memperbanyak “nafas buatan” karena negeri kita lagi penuh tanjakan,” kataYudi. “Nafas buatan agar sampai di tanjakan terakhir.”

“Kok nafas buatan? “ Kata si bro.

“Biar nggak sampai pingsan.” tambah Yudi. ( jokles)


 


 


Berita Terkait


undefined
Sental-Sentil

Perut Kenyang, Berkah pun Dapat

Selasa 19 Apr 2022, 07:22 WIB
undefined
Sental-Sentil

Orang-orang yang Tak Bersyukur

Jumat 22 Apr 2022, 07:44 WIB

News Update