LIBYA, POSKOTA.CO.ID - Khaled al Drebi adalah warga Libya yang terkenal terampil memperbaiki Al Quran.
Dia dan beberapa artisan lain datang ke sanggar kerja di Tripoli Libya setiap hari untuk merespons meningkatnya permintaan pelanggan Ramadan untuk memperbaiki Al Quran selama Ramadan.
"Pembelian Al Quran baru biasanya naik sebelum bulan Ramadan. Tetapi situasinya baru-baru ini berubah di Libya," ujar Khaled al Drebi kepada AFP.
Hal ini karena harga Al Quran naik terutama sejak negara berhenti mencetaknya di Libya.
Negara itu telah mengalami konflik selama lebih dari satu dekade sehingga banyak institusinya berantakan dan merugikan perekonomian negara yang kaya minyak itu.
"Biaya untuk membeli Al Quran telah meningkat akibatnya upaya perbaikan Al Quran lama jadi semakin populer," jelas Khaled al Drebi.
Harga Al Quran baru bisa mencapai $ 20 atau hampir Rp 300 ribu. Tetapi untuk memperbaiki Al Quran lama hanya diperlukan beberapa dolar saja atau puluhan ribu rupiah.
Biaya bukan faktor satu-satunya. Al Quran lama punya nilai sentimental bagi banyak orang.
"Ada kaitan spiritual bagi sebagian pelanggan," kata Khaled al Drebi.
Dia menambahkan bahwa banyak pelanggannya memilih untuk melestarikan Al Quran yang diturunkan dari keluarga.
Di lokakarya itu, Abdel Razzaq al Aroussi menyortir ribuan Al Quran berdasarkan tingkat kerusakan.
"Kalau kerusakannya hanya sedikit, restorasi memerlukan waktu tak lebih dari sejam. Tetapi kalau rusak berat perlu dua jam atau lebih," katanya.
Dia menyebutkan kitab suci itu harus dilepas, direstorasi, lalu diikat ditempel. Proses rumit yang sangat memerlukan waktu dan konsentrasi yang besar.
Mabrouk al Amin, pengawas di sanggar kerja itu, mengatakan proses restorasi memerlukan banyak seniman.
"Mengerjakan buku Tuhan sangat menyenangkan dan kami tidak bosan... pekerjaan ini sangat membahagiakan," ujarnya.
Para pengrajin ini mengatakan mereka telah memperbaiki setengah juta Al Quran sejak sanggar kerja itu dibuka pada 2008.
Lebih dari 1.500 orang telah dilatih pada 150 pusat restorasi Al Quran. ***