Wapres: Pemerintah Terus Jaga Daya Beli Masyarakat Tidak Turun, Melalui Perlindungan Sosial

Minggu 03 Apr 2022, 12:38 WIB
Wapres  K.H. Ma'ruf Amin.( Satwapres)

Wapres K.H. Ma'ruf Amin.( Satwapres)

JAKARTA , POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin menegaskan bahwa Pemerintah terus menjaga agar daya beli masyarakat tidak turun melalui perlindungan sosial.

"Untuk menjaga agar daya beli masyarakat tidak turun, pemerintah  setiap tahun memberikan tambahan alokasi anggaran untuk perlindungan sosial," terang Wapres dalam acara Economic Challenges Special Ramadan,   Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) 2022 melalui konferensi video di Jakarta, Sabtu malam (02/04/2022).

Wapres menuturkan, pemerintah juga terus mendorong peningkatan konsumsi masyarakat melalui berbagai upaya, antara lain dengan memperbesar anggaran defisit agar tersedia ruang fiskal, dan memberikan relaksasi atau kelonggaran dalam pembiayaan bagi para pelaku ekonomi untuk mempertahankan konsumsi masyarakat.

Pemerintah setiap tahun memberikan tambahan alokasi anggaran untuk perlindungan sosial ini bagian daripada realokasi itu, selain untuk kesehatan, untuk pemulihan ekonomi dan juga untuk perlindungan sosial.

Di sisi lain, Wapres juga menyorot  ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19 menyebabkan kecemasan (scarring effect),  dan itu mempengaruhi psikologis pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan ekonomi.

"Untuk itu, pemerintah telah melakukan berbagai solusi strategis dalam memperkuat kepercayaan diri pelaku ekonomi sebagai upaya pemulihan nasional," terang Wapres. 

“Pemerintah mendorong lembaga keuangan untuk terus menyalurkan kredit, terutama kepada sektor-sektor prioritas seperti sektor pariwisata dan UMKM,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam acara Economic Challenges Special Ramadan   Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) 2022 melalui konferensi video di Jakarta, Sabtu malam (02/04/2022).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum IAEI/Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, di tahun ini kepercayaan diri konsumen sudah tumbuh positif, terlihat dari index penjualan ritel.

Menurutnya, upaya pemerintah seperti pemberian PPNBN untuk otomotif, ataupun penjualan rumah, dan pemberian bantuan sosial dapat memberikan _booster_ untuk dapat kembali melakukan kegiatan konsumsi. 

“Sekarang dengan pemulihan ekonomi penerimaan pajak mulai meningkat lagi, kalau tahun 2020 kita mengalami kontraksi 18%, tahun lalu pertumbuhan pajak sudah di atas 23%," tutur Sri Mulyani. 

Ia menjelaskan tahun  2022 dalam dua bulan penerimaan pajak, kita tumbuhnya di atas 30%. "Jadi ini menunjukan scarring effect -nya secara pelan dan pasti kita atasi,” ungkapnya. 

Berita Terkait

News Update