Lebih dari 700 warga sipil, termasuk 52 anak-anak, tewas di hari ke-22 invasi Rusia ke Ukraina.
Hal ini diungkapkan oleh badan hak asasi manusia PBB pada Jumat (18/3/2022).
Dilansir dari Al Jazeera, kepala urusan politik PBB, Rosemary Di Carlo menyebutkan bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.
"Ratusan bangunan tempat tinggal telah rusak atau hancur, seperti juga rumah sakit dan sekolah,” kata DiCarlo.
Dia menambahkan bahwa badan hak asasi manusia PBB telah mencatat 726 kematian, serta 1.174 orang terluka, termasuk 63 anak-anak, antara 24 Februari hingga 15 Maret.
Adapun DiCarlo tidak merinci siapa yang harus disalahkan terkait jatuhnya korban warga sipil.
"Ini menuntut penyelidikan menyeluruh dan pertanggungjawaban," katanya.
Sementara utusan Amerika Serikat untuk PBB serukan Putin untuk "mengakhiri kegilaan ini".
Linda Thomas-Greenfield, utusan AS untuk PBB, mengatakan satu-satunya cara untuk mengakhiri perang adalah dengan menghentikan invasi Putin dan menarik pasukan Rusia dari Ukraina.
“Hanya ada satu cara, satu cara untuk mengakhiri kegilaan ini,” kata Thomas-Greenfield kepada Dewan Keamanan PBB.
“Presiden Putin, hentikan pembunuhan itu, tarik pasukan Anda, tinggalkan Ukraina sekali dan untuk selamanya," tambahnya.
Invasi Rusia ke Ukraina sudah mulai memasuki minggu keempat dan belum ada tanda-tanda berakhirnya. Sementara kedua negara belum menemui kesepakatan, ratusan warga sipil tewas, dan jumlah itu termasuk anak-anak. (Firas)