1. Dasar dari Tindakannya
Mereka yang narsis akan berperilaku untuk menutupi ketakutannya akan kegagalan, atau rasa tidak nyaman karena kelemahan yang dimiliki, mereka sering kali merasa tidak memadai dan insecure.
Untuk menutupinya, mereka akan memperlihatkan keberhasilannya dan selalu ingin dilihat sebagai yang terbaik.
Sementara itu, rasa percaya diri timbul sebagai hasil dari keberhasilan yang telah dicapai, nilai-nilai yang dipertahankan, dan rasa perhatian yang ditunjukkan kepada orang lain.
2. Perbedaan Rasa Empati
Banyak orang dengan gangguan narsis tersebut telah mempelajari skrip awal terkait apa yang harus dilakukan untuk menjatuhkan orang lain.
Ia juga kerap membandingkan segala yang dilakukannya sehingga tidak membuahkan hasil.
Berbeda dengan orang yang memiliki rasa percaya diri, empati dan rasa kasih sayangnya tulus dan mau mendengarkan dan mendoakan semua hal yang baik. Bahkan, ia mungkin menawarkan bantuan sesuai kemampuannya meskipun dirinya kalah saing dari orang lain.
3. Pandangan terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain
Orang yang narsis memandang diri sendiri berdasarkan kacamata orang lain. Karena itu mereka selalu ingin dianggap hebat. Mereka merasa lebih dibanding orang di sekitarnya, namun belum tentu mereka mencintai dirinya sendiri.
Sebaliknya, orang yang percaya diri cenderung nyaman dengan diri sendiri. Sehingga, pendapat orang lain tidak memengaruhi citra dirinya. Mereka pun akan menganggap dirinya sama seperti orang di sekitarnya – tidak lebih dan tidak kurang.
4. Respons terhadap Kesalahan atau Kelemahan