Konflik pimpinan MPR dengan Menteri Keuangan yang berujung kepada usulan agar Menkeu Sri Mulyani di- reshuffle, masih menjadi perbincangan hangat hingga akhir pekan ini.
Berbagai komentar pun mencuat, tentu dengan sudut pandangnya, dengan argumennya masing – masing hingga melebar ke soal adanya pemotongan anggaran MPR.
Soal pemotongan anggaran ada yang lebih berwenang menjelaskan, begitu juga soal mengganti menteri lama, dengan menunjuk menteri baru, ada yang lebih memiliki wewenang.
Dalam reshuffle kabinet ada hak prerogatif presiden.
Jika dicermati, konflik berawal dari kurang adanya saling menghormati dan menghargai.Setidaknya itulah yang dirasakan salah satu pihak.
Ditambah lagi, lemahnya komunikasi antara kedua lembaga tersebut, termasuk kecepatan dalam merespons situasi.
Lepas dari siapa yang memulai, kita tidak perlu intervensi dan membahasnya lagi.
Tidak perlu bertanya siapa yang memulai, yang diperlukan saat ini adalah bagaimana segera mengakhiri hingga tidak kian melebar.
Yang pasti, saling menghormati, menghargai adalah hal yang sejak dulu, telah diajarkan oleh para leluhur kita.
Saling menghormati, saling menghargai satu sama lain, adalah sifat – sifat yang wajib kita junjung tinggi.
Karena, sifat – sifat itulah yang tersurat secara jelas dan tegas dalam butir- butir pengamalan falsafah bangsa kita, Pancasila.