Ya Ampun! Petani Burangkeng Bekasi Merugi, Lahan Sawah Dipenuhi Sampah dan Terendam Air Hitam

Jumat 19 Nov 2021, 08:46 WIB
Air sungai menghitam dan berbau yang berada di TPA Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Beberapa waktu lalu (Ist)

Air sungai menghitam dan berbau yang berada di TPA Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Beberapa waktu lalu (Ist)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Para petani yang berada di pinggir tempat pembuangan akhir (TPA) Burangkeng, Setu Kabupaten Bekasi mengalami kerugian setiap pada musim tanam.

Pada musim penghujan, sawah yang seluas 21 hektar nyaris Terendam air, Karena kali Burangkeng tak dapat menahan beban.

Air hujan yang turun, turut tercampur sampah dan air Lindi dari TPA. yang membuat air sawah menjadi hitam dan berbau.

Dikatakan Ketua Bangkit Tani Pasundan, Hatta (57), sekitar tahun 1987 lebar kali Burangkeng berkisar 5 meter, panjang hampir 2 Km dan lebar tanggul sekitar 3 meter. Namun, secara perlahan lebar dan kedalaman kali berkurang karena sampah dan endapan tanah. 

“Modal penggarapan sawah sekitar Rp 2 juta lebih. Kalau kondisi normal dapat panen 6 ton. Harga gabah basah Rp 3.500 per kg. Petani bisa mendapat penghasilan kotor sekitar Rp 21 juta per hektar," kata Hatta Jumat (19/11/2021)

“Ketika sawah kerendam air hujan dan lindi maka produksi padi menurunkan tajam, hasilnya hanya 20-30%, dan pernah sama sekali tak dapat hasil. Rasanya sedih sekali, jerih payah tanpa hasil”, sambungnya.

Diketahui pada 2020/2021 total timbulan sampah Kabupaten Bekasi  yang dibuang ke TPA Burangkeng sekitar 800-900 ton per hari dari total 2.700-2.900 ton perhari. Sedangkan tingkat pelayanan 42-45%. hal itu membuat sampah yang dikirim ke TPA Burangkeng masih rendah. 

Sementara itu, Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas) Bagong Suyoto (55) mengungkapkan, berdasarkan observasi nya sejak tahun 2000-an padi sawah yang terkena sampah , tingkat produktivitas dan kualitasnya menurun drastis.

Sambung Suyoto, dampaknya petani akan rugi sepanjang tahun. Ketika memasuki musim penghujan,  Banjir meredam semuannya hingga pemukiman warga. 

"Kami ingin Bupati Bekasi meninjau langsung  kondisi Kali Burangkeng dan persawahan, dan memperhatikan nasib petani Burangkeng yang menjadi korban kebanjiran bercampur sampah dan lindi," ungkap Bagong Suyoto, Jumat (19/11/2021) 

Harap Bagong, Bupati Bekasi dapat memperintahkan Dinas terkait melakukan normalisasi Kali Burangkeng, berupa penurapan sepanjang hampir 2 Km, lebar 5 meter dan kedalaman 1-1,5 meter.

"Saat melakukan normalisasi, kami ingin pemkab bekasi, melibatkan petani dan warga Burangkeng," pungkas nya (kontributor Bekasi/Ihsan Fahmi)

Berita Terkait

News Update