Warga Sumringah Bisa Huni Kampung Susun Akuarium Setelah 3 Tahun Tinggal di Shelter Kumuh

Senin 11 Okt 2021, 17:41 WIB
Sulastri (55) penghuni Kampung Susun Akuarium saat menunjukan unit huniannya. (foto: yono)

Sulastri (55) penghuni Kampung Susun Akuarium saat menunjukan unit huniannya. (foto: yono)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Warga kini sumringah sudah bisa menempati hunian yang nyaman dan sehat di Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara.

Mereka yang sebelumnya merupakan korban penggusuran Kampung Susun Akuarium pada masa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada April 2016 lalu, sudah tidak lagi mengungsi dan tidur di bedeng.

Kemudian saat era Ahok berakhir pada tahun 2017 silam, Gubernur DKI Jakarta yang baru Anies Baswedan akhirnya membangun shelter sembari menunggu pembangunan Kampung Susun Akuarium yang dijanjikan.

Warga saat itu masih harus bersabar selama 3 tahun tinggal di selter penampungan sementara yang kumuh dan jauh dari kata layak.

Sulastri (55) mengatakan sudah sebulan terakhir ini menempati unit hunian Kampung Susun Akuarium. Ibu yang punya riwayat penyakit diabetes ini juga mengaku kesehatannya jauh lebih baik dan bugar.

Kata Sulastri, yang membuat dirinya tak lagi mendapat keluhan dari komorbitnya itu, karena sistem sirkulasi udara di Kampung Susun Akuarium sangat baik.

"Enak nyaman lah, bagi kesehatan juga ya Alhamdulillah selama di sini, kan saya kan punya gula (diabetes) udah ke paru-paru, Alhamdulillah di sini karena udaranya bisa bergantian kita bisa dapat matahari apa gitu," ujarnya saat ditemui di unit huniannya.

Ibu satu anak tersebut membandingkan saat dirinya masih tinggal di selter penampungan. Menurutnya, di selter udaranya cukup panas. Wajar saja, di selter dulu berdinding triplek dan beratap seng.

Ia yang punya penyakit gula, sering kesusahan bila harus mondar-mandir ke kamar mandi hanya untuk buang air kecil. Saat tinggal di selter, Sulastri menggunakan kamar mandi umum atau komunal yang berdiri jauh dari tempat tinggalnya.

"Kalau di selter kan panas mas, apalagi waktu ada tahap pembangunan angin apa nggak ada, kalau di sini sih Alhamdulillah sih rumahnya enak gitu kita buang air nya juga, dulu kan jauh kamar mandinya, kalau punya penyakit gula kalau mau buang air kecil kan gak bisa ditahan," ungkapnya.

Sulastri yang mendapat unit hunian di lantai 2 Blok B, saat ini hanya tinggal berdua bersama anaknya. Sang suami telah mendahuluinya menghadap sang kuasa sebelum Kampung Susun Akuarium rampung dibangun.

Dikatakan Sulastri, saat ini belum ada kesepakatan biaya sewa atau perawatan. Selama sebulan ini, Sulastri dan penghuni Kampung Susun Akuarium belum dibebankan biaya perawatan.

Meski begitu, biaya air dan listrik dibebankan pada masing-masing penghuni Kampung Susun Akuarium.

"Air sama listrik itu tergantung pemakaian kita," ujarnya.

Kampung Susun Akuarium setinggi 5 lantai tersebut, tiap huniannya memiliki tipe 36 dengan 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, dan ruang keluarga.

Pembangunan Kampung Susun Akuarium, dengan anggaran Rp62 miliar, dilaksanakan melalui dana kewajiban pengembang sesuai Peraturan Gubernur Nomor 112 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pemenuhan Kewajiban Pembiayaan dan Pembangunan Rumah Susun Murah atau Sederhana Melalui Konversi oleh Para Pemegang Izin Pemanfaatan Ruang.

Kampung Susun Akuarium yang dibangun di atas lahan seluas 10.300 meter, diresmikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 17 Agustus kemarin.

Saat ini baru dua blok dengan total 107 unit hunian yang telah rampung pembangunannya. Dari 107 unit tersebut meliputi 103 hunian, 3 lokasi usaha dan 1 untuk galeri yang menampilkan dokumentari peninggalan cagar budaya di kawasan Kampung Akuarium.

Sementara dua blok berikutnya, rencananya akan di bangun di tahun 2022. (yono)

Berita Terkait

News Update