"Setiap bulan kami bayar sewa. Ya ketutup lah buat bayar sewa sama modal bertani," ungkapnya.
Meski lahan yang ia garap bersebelahan dengan pembangunan Stadion berstandar FIFA, dikatakan Kasam, selama ini ia dan rekan tani lainnya tak pernah menemui kendala.
"Antara petani dan proyek pembangunan JIS, berjalan beriringan tanpa ada gangguan dari pihak manapun," jelas Kasam.
Lurah Papanggo Maryono mengungkapan, jika kelompok tani tersebut bukan merupakan binaan Sudin KPKP Jakarta Utara.
Diungkapkannya, lahan yang para petabi garap tersebut merupakan milik PT Buana Permata Hijau yang mereka sewa secara pribadi.
"Itu lahan di luar JIS, berbatasan dengan saluran PHB (Penghubung) yang mengalir ke waduk cincin. Lahan itu punya PT. Buana Permata Hijau," ujar Lurah.
Maryono pun, tidak mengetahui pasti berapa luas lahan yang para petani tersebut garap.
"Persisnya nggak tau saya (luas lahannya)," pungkasnya. (yono/tha)