Mengutip Muhammad Adam Hussein dalam Sukses Berburu Lailatul Qadar (2015), Ibnu Rajab dalam kitab Lathoif Al Ma'arif menjelaskan bahwa hadits dalam musnad Imam Ahmad, sunan An Nasai, dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad bersabda: "Di dalam bulan Ramadhan itu terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Siapa yang tidak mendapati malam tersebut, maka ia akan diharamkan mendapatkan kebaikan." (HR An Nasai No. 2106, shahih). Keistimewaan malam lailatul qadar adalah malam yang penuh kemuliaan di mana seseorang mendapatkan keberkahan berupa pahala berlipat ganda.
Ada beberapa jenis amalan yang bisa dikerjakan seorang muslim. Di antara amalan-amalan tersebut adalah memperbanyak bacaan Al-Qur’an, melakukan zikir, serta membaca doa-doa yang disunahkan pada tempat atau waktu yang mulia.
Mengenai doa ini, dijelaskan Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar. "Kami riwayatkan dari sanad yang sahih dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain bahwa Aisyah pernah berkata, "Wahai Rasulullah, andaikan aku mengetahui lailatul qadar, apa yang bagus aku baca?" Rasulullah menjawab, "Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku)."
Amalan di atas sebaiknya tidak hanya dilakukan pada malam hari saja demi mendapatkan lailatulqadar, tetapi juga pada siang hari kala sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Pada malam lailatul qadar ditentukan segala urusan dan peraturan mulai tahun itu sampai tahun berikutnya. Karena keistimewaannya, umat muslim menyambut lailatul qadar dengan khidmat, pengabdian dan doa. Bahkan ada yang menghabiskan malam lailatul qadar dengan melakukan itikaf di masjid.