Sementara itu, lanjut Jay, kenaikan harga daging di pasar Kopro tentu sangat mempengaruhi tingkat daya beli konsumen.
"Banyak keluhan. Ya ukuran mereka tuh biasa beli sekilo paling setengah kilo. Kaya rumah-rumah makan juga komplain harga terlalu tinggi. Mereka biasa ambil 10 kg paling ambil 7 kg," tukasnya.
Adapun penjualan daging menurun drastis, sehingga selain keluhan dan komplain dari pelanggan, ia mengaku bahwa penjualan dagingnya itu merosot hingga 60 persen.
Baca juga: Harga Daging Melonjak, DPRD Banten akan Ajukan Audiensi dengan Kemendag
Hal itu tentunya lantaran adanya pandemi Covid-19 dan tentunya juga karena kenaikan harga daging pada sebelum natal 2020.
"60 persen, dari semenjak corona 60 persen," kata Jay.
Jay mengatakan meski harga daging saat sebelum pandemi Covid-19 masih berkisar 120 ribu perkilo, namun penjualan di rumah-rumah makan cukup tinggi.
"Harga 120 ribu (perkilo), cuma penjualan kaya di rumah-rumah makan itu lumayan tinggi," jelasnya.
Baca juga: Kebutuhan Konsumsi Daging Sapi di Banten Capai 32.000 Ton, Semua Dipasok Feedloter
Selain itu, Jay mengaku bahwa pasokan daging yang ia jual mengalami penurunan yang cukup drastis. Biasanya ketika keadaan masih normal, ia memasok daging hingga mencapai 1 sampai 2 Kwintal.
"Paling sekarang 60 Kilogram sampai 40 Kilogram, kadang 30 Kilogram, semenjak corona. Ditambah lagi kemarin ada kenaikan harga udah makin drasris turun," tandasnya. (cr01/tha)