Baca juga: Sinetron Ikatan Cinta, Berkat Panggilan Anaknya, Adien Mulai Siuman
Ia lalu melakukan tapas dan menjalankan Kapalika Tantra yang meminta kepala manusia sebagai persembahannya.
Nyi Ageng Giring dalam kemarahannya akan mengambil kepala (umumnya laki-laki), menjelma menjadi Betari Durga dengan sepuluh tangan.
Sementara itu R. Fajar Bagoes Putranto selaku Eksekutif Produser mengatakan bahwa film Pulung Gantung ini perlu diwujudkan, karena momentumnya adalah sekarang! Keberanian sejarah perlu dibuka.
Baca juga: Aktor Kang Ha Neul Ditawari Peran Sebagai Youtuber di Film Layar Lebar
Film Pulung Gantung tidak hanya menyajikan hiburan melainkan dapat membuka sejarah yang hingga kini belum terungkap.
"Pulung Gantung bukanlah mitos. Ada sejarah besar di balik peristiwa Pulung Gantung di Gunung Kidul Yogyakarta. Dan, Pulung Gantung ini harus segera berakhir. Film ini juga akan membuka bagaimana cara menyudahi Pulung Gantung di Gunung Kidul, Yogyakarta,” ungkapnya dalam keterangan pers kepada Poskota,co.id di Depok, Minggu (03/01/2021).
Terpisah, Indra Tirtana, sutradara sekaligus penulis skenario menambahkan film ini dibuat untuk memberi pengetahuan yang benar kepada masyarakat, khususnya warga Gunung Kidul Yogyakarta, tentang keberadaan Pulung Gantung.
“Hidup kita sangat berkaitan erat dengan kehidupan para leluhur kita," katanya.
Baca juga: Empok Kokom dari Kota Bambu Lestarikan Seni Budaya Leluhur
Film ini dapat mengakhiri persoalan Pulung Gantung, sehingga daerah Gunung Kidul kembali menjadi daerah yang subur, makmur dan maju secara peradaban tentunya dengan kepemimpinan baru.
Rencananya, Film “Pulung Gantung” ini akan tayang di Televisi nasional dan Televisi berbayar. Tak tertutup juga ke layar Sinema di bioskop.