"Berilah Kail, Jangan Ikannya"

Kamis 05 Nov 2020, 07:02 WIB

Sebut saja kail ada, keterampilan punya, umpan tersedia, tetapi belum juga pergi memancing karena perut lapar, tidak ada ongkos. Berarti perlu didukung kebutuhan hidupnya yang sering disebut jaminan sosial.

Jika diurut bantuan yang diberikan kepada orang lain agar menjadi mandiri, dapat berdiri sendiri, masih cukup panjang syaratnya.

Tidak sekadar memberi alat produksi disertai pelatihan, umpan, tapi juga perlu jaminan sosial. Jadi masih banyak proses menuju kemandirian.

Ini belum bicara soal hasil tangkapan ikan akan di kemanakan? Apakah hanya sekadar memenuhi kebutuhan keluarga sendiri, atau dijual kepada orang lain. Ini berarti perlu pula bicara soal pasar.

Jadi bantuan baru benar- benar menjadi produktif jika terpenuhi adanya alat produksi, pelatihan keterampilan, jaminan sosial, umpan (modal), dan akses pasar.

Hanya saja dalam beberapa kasus, bantuan dinilai produktif hanya dengan diberikan alat produksi. Memang, bisa juga membuat orang menjadi produktif hanya dengan diberikan jaminan sosial karena memang saat itu yang paling dibutuhkan hanya itu.

Makna yang dapat kita tangkap,  bantuan bisa produktif apabila sesuai dengan situasinya, sesuai kebutuhan. Dan juga tidak kalah pentingnya adalah dukungan kreativitas si penerima bantuan dalam mengelola bantuan tersebut apakah berbentuk alat produksi, jaminan sosial atau hanya sebatas umpan.

Pada era pandemi sekarang ini, jaminan sosial memang masih diperlukan bagi banyak orang.Tapi bentuk bantuan tidak bisa main pukul rata saja. Perlu kecocokan untuk setiap  orangnya.

Namun demikian kita sepakat bahwa bantuan apa pun bentuknya yang kita berikan harus mendidik seseorang agar pada saatnya kelak bisa mandiri. Bantuan tersebut kita ibaratkan "kail", bukan "ikan". (*)


Berita Terkait


undefined
Kopi Pagi

Aja Cidra Mundak Cilaka

Kamis 19 Nov 2020, 07:00 WIB

News Update