Sesaat setelah pembacokan itu ratusan anggota Sabhara dan Dalmas Polres Bogor bersenjata lengkap dan mengenakan tameng dikerahkan di sekitar rumah Cakades Ade.
Musababnya terdengar selentingan massa Cakades Ade akan balik menyerang. “Massa kami bubarkan. Situasi pascapenyerangan kondusif,” ucap Kapolsek.
Dukungan Warga
Peristiwa berdarah ini diduga dipicu pencalonan Ade yang mendapat dukungan warga Desa Klapanunggal.
Hampir setiap malam, rumahnya bergantian dikunjungi warga dan tokoh masyarakat yang memberikan dukungan kepada Ade untuk memimpin Desa Klapanunggal kelak.
Baca juga: 17 Ekor Kambing Milik Santri di Bekasi Raib, Jeroan Berserakan di Kandang
Sekitar pukul 20:00, ketika Ade sedang menerima tamu, tiba-tiba nyelonong masuk seorang pria bercelana pendek.
Dia mencabut samurai dari balik kaos lalu disabetkan ke arah Cakades tersebut.
Beruntung aksi pria itu dipergoki Fatimah. Dia bergegas menghalangi tubuh anaknya dengan kursi plastik yag diangkatnya.
Sabetan samurai itu hanya menggores tangan Fatimah dan Ade.
Pria ini lalu menuju ke anak Ade yang sedang ngobrol bersama simpatisan di teras.
“Tapi anak saya rangkul sambil mendorong hingga kami tersungkur. Sabetan samurai itu mengenai pohon palem,” kata Ade.
