Jika selama ini konsentrasinya adalah mengurusi bidang redaksional, ia kini juga “dipaksa” untuk mengurusi aspek bisnis.
“Saya harus tahu bisnis. Dengan rendah hati, saya akui pengetahuan saya soal manajemen bisnis, nol! Tapi saya merasa ada modal, bisa ngemong! Kelebihan saya adalah saya tahu diri tidak tahu bisnis, ” kenang Jakob.
Dengan kerendahan hati inilah, Jakob yang tidak tahu bisnis berhasil mengembangkan Grup Kompas Gramedia menjadi sebesar sekarang. Kerendahan hati ini pula yang membuatnya tidak merasa jemawa atas apa yang dicapainya.
Dalam kesehariannya, Jakob tetap tampil bersahaja, ia tidak pernah merasa kaya di antara di antara orang miskin, dan juga tidak merasa miskin di antara orang kaya.(*/tri)