Paman Ponakan Duel Seru Gara-gara Rebutan Cewek

Minggu 30 Agu 2020, 07:30 WIB

ISTILAH paman sayang ponakan, mendadak tak berlaku ketika ponakan berani memacari istri paman. Ini benar-benar terjadi di Probolinggo (Jatim). Sakuni (40), jadi naik pitam ketika tahu istrinya, Rukmiati (30), dipacari ponakan sendiri, Nugroho (27). Keduanya duel seru (carok), sampai ambruk luka parah.

Seperti orang Minang, orang Jawa juga sayang pada ponakan. Ketika kecil digendong-gendong, minta apa saja dibelikan. Paman sangat mengayomi ponakan, sehingga ketika ponakan berantem sama teman, sang paman pasti akan membela ponakan. Kalau perlu dual juga nggak papa, demi ponakan kok.

Tapi kalau ponakan yang sangat disayangi itu membalasanya dengan gentian si ponakan menyayangi istri paman, ini namaya kuwanen (terlalu berani). Dan itulah kelakuan Nugroho, warga Ranuagung Kecamatan Tiris, Probolinggo. Diam-diam dia naksir Rukmiati, istri daripada paman sendiri. Padahal usianya lebih tua 3 tahun dari Nugroho. Tapi bagaimana lagi, singkong pun yang lebih tua pasti lebih mempur. Tinggal ditambah parutan kelapa, pasti asyik itu!

Jikalau dicari kesalahannya, sebetulnya yang cari setori duluan justru Rukmiati. Soalnya dalam usia baru kepala empat, Sakuni justru sudah kurang maju dalam urusan nafkah batin bagi istri. Maklumlah, sebagai petani yang punya sawah lumayan banyak, waktunya habis untuk mencangkul sawah-sawahnya, sehingga Sakuni lupa  “mencangkul” istri sebagai kuwajiban.”

Di waktu bersmaan ponakan suami si Nugroho sering main ke rumah. Dalam kesepian jiwanya, Rukmiati membatin, “Cangkulan Nugroho pasti lebih mantap, wong doran (gagang)-nya saja lebih gede.” Yang terjadi kemudian, biasanya yang sayang ponakan suaminya, kini Rukmiati gentian menyayangi Nugroho secara total.

Ternyata Nugroho menyabut baik, karena Rukmiati memang cantik dan berbodi seksi. Namanya laki perempuan sudah berkoalisi, biasanya lalu dilanjutkan dengan eksekusi. Tapi Nugroho masih sungkan sama paman, sehingga ketika ada main dengan Rukmiati mainnya belum sampai Balaikota, tapi cukup di halaman Kades.

Itu pun sudah membuat mereka jiwanya berbung-bunga, sampai kemudian langkah keliru itu tercium oleh Sakuni. Sang paman pun mengelus dada, dulu waktu kecil digendong-gendong, kok sekarang gentian menggedong istri daripada paman. Keduanya pun ribut sampai kemiudian dilerai warga.

Tapi keduanya sudah mandi darah dengan lukanya. Keduanya dilaikan ke RSUD Probolinggo. Dalam keterangannya pada warga yang telah memisah perkelahian, Nugroho cerita bahwa belum sampai hubungan intim, tapi baru sekedar pegang-pegang doang.

Peringatan PLN  jaman Belanda bilang: sing ngemek mati. (BJ/Gunarso TS)


Berita Terkait


News Update