" Mbangun Karso" 

Kamis 06 Agu 2020, 07:00 WIB

Oleh Harmoko

"Ing madya mbangun karso". Kalimat ini sangat dikenal sebagai ajaran luhur yang diwariskan pahlawan kita, Ki Hadjar Dewantara.

Ajaran ini bukan hanya ditujukan kepada para pendidik sebagaimana latar belakang Ki Hadjar Dewantoro sebagai tokoh pendidikan nasional, juga kepada mereka yang berdiri di depan, yakni pemimpin atau pejabat di tingkat mana pun.Termasuk kita semua adalah seorang pemimpin, setidaknya sebagai kepala keluarga.

Kata “Ing Madyo Mbangun Karso” dapat diartikan, jika kita sebagai pemimpin hendaknya harus bisa berada di tengah-tengah rakyat yang dipimpinnya. Untuk apa? Jawabnya tak lain untuk memberi motivasi dan membangkitkan semangat agar anak buahnya terus maju, makin berkarya, kian berkreasi berinovasi.

Itulah kemudian sering kita kenal tipe kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara yang lengkapnya Ing Ngarso sung tulodo (di depan memberi contoh) Ing Madya mbangun karso dan Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan).

Ajaran ini sejatinya tidak hanya berlaku bagi para pendidik dan pemimpin, tetapi bisa berlaku untuk setiap orang. Mengapa? Setiap orang itu harus nenjadi pemimpin, artinya di mana pun berada harus menjadi pemimpin. Paling tidak bagi dirinya sendiri.

Artinya setiap orang siapa pun dia, apa pun pangkat dan jabatannya, status sosial ekonominya harus selalu tampil memberikan contoh yang baik bagi lingkungan sekitarnya. Bukan memberi contoh buruk, apalagi mengajarkan keburukan.

Jika berada di tengah lingkungan masyarakat, tampil memberi semangat untuk maju, demi kebaikan bersama. Bukan malah memecah belah, menyebarkan isu dan fitnah, bukan pula memggoreng berita hoax.

Kalau berada di belakang, perlu memberi dorongan, agar yang di depan, dan di tengah, kian maju, berpacu, dan berkembang.

Di belakang bukan lantas berpangku tangan, masa bodoh terhadap lingkungan sekitar, membiarkan  meski lingkungan sekitar sedang memerlukan uluran tangan.

Bukan  bersikap masa bodoh dengan lingkungan sekitar yang sedang terkena musibah dan bencana, misalnya. Bukan pula masa bodoh terhadap tetangga yang sedang kesusahan, lebih - lebih yang kelaparan.

News Update