BANYAK orang mengatakan, memancing adalah satu jenis olahraga yang bisa membuat hati menjadi senang dan damai. Kita bisa berlibur sambil bersendau gurau, sembari menangkap ikan-ikan sebagai bonusnya.
Memancing juga dipercaya sebagai upaya melatih dan menguji kesabaran. Alasan-alasan itulah yang membuat sekumpulan awak media ini mendirikan Journalis Joran Indonesia (Jojoners) Reborn.
“Komunitas ini bukan hanya menyalurkan hobi anggotanya, tapi juga memberikan pelatihan jurnalistik di kampung nelayan, bantuan sembako dan mengampanyekan kebersihan laut,” ungkap Yudistiro Pranoto, Ketua Jojoners Reborn.
Beranggotakan puluhan jurnalis dari berbagai media, Jojoners Reborn rutin menggelar mancing di laut. Tiga lokasi favorit yang kerap disatroni kelompok ini tentu di lokasi yang ikannya banyak dan besar-besar.
“Di mana itu? Pertama, di sekitaran Pulau Tunda, Banten, di Lampung, Anak Gunung Krakatau dan terakhir Sea Mount Reef (SMR),” ujarnya.
Bukan hanya kelompok mereka yang berebut melempar kail di tiga lokasi itu, tapi juga penggila mancing mania lainnya. Mancing di lokasi itu tak terasa capek apalagi ngantuk. Setiap kail dilempar, sesaat kemudian sudah ditarik-tarik ikan. “Hups! Ikan sudah ditangkap,” katanya.
KURAS UANG
Diakuinya menyalurkan hobi ini tak sedikitnya menguras kantong. Sebab itu mereka saweran minimal Rp500 ribu untuk trip sehari semalam, dua hari dua malam Rp1,5 juta dan Rp2 juta, tiga hari dua malam. Menyiasati biaya sebesar itu, mereka sisihkan uang jajan, jauh-jauh hari sehingga dapur di rumah tetap ngebul.