Melawan Covid-19 Berpacu dengan Waktu

Jumat 20 Mar 2020, 10:29 WIB

PENYEBARAN virus corona yang sangat cepat membuat kasus Covid-19 melonjak tajam. Ganasnya virus ini membuat korbannya terus berjatuhan. Kamis (19/3) Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto merilis data jumlah kasus bertambah menjadi 309 orang dengan rincian 25 orang meninggal dunia dan 15 pasien sembuh. Jumlah kasus Covid-19 melonjak tajam dari sehari sebelumnya yang tercatat 227 kasus.

Indonesia tidak menerapkan lockdown dan angka kematian akibat virus corona menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Di Malaysia, jumlah kasus Covid-19 tercatat 673 kasus, namun jumlah kematian jauh lebih rendah yaitu 2 orang. Malaysia bertindak cepat menerapkan lockdown guna menekan penyebaran virus corona.

Di Indonesia, Covid-19 sudah menyebar di 16 provinsi, dan yang tertinggi di DKI Jakarta dengan angka kematian mencapai 15 orang. Jakarta sebagai pusat penyebaran virus corona sudah melakukan ‘soft lockdown’ melalui kebijakan ‘social distancing’ atau menjauhkan diri dari segala bentuk perkumpulan yang melibatkan orang banyak, menjaga jarak antar manusia.

Kebijakan social distancing ternyata belum ampuh menekan penyebaran virus corona. Belum diketahui apakah kenaikan signifikan kasus Covid-19 disebabkan belum semua warga sadar melakukan ‘karantina’ diri sendiri dan memproteksi diri dengan cara membatasi aktivitas di luar rumah serta memakai pelindung saat terpaksa bepergian. Atau memang telah banyak masyarakat yang terpapar namun belum terdeteksi.

Kini kita seperti berpacu dengan waktu dalam berperang melawan Covid-19. Korban terus berjatuhan. Dibutuhkan gerak cepat dalam mengatasi serius ini. Semua skenario harus dijalankan. Masyarakat harus terus diimbau jangan keluar rumah bila tidak terlalu penting dan jauhi kerumunan. Di sisi lain, pemerintah juga harus mengungkapkan peta sebaran Covid-19 supaya masyarakat juga siaga.

Sampai hari ke-17 sejak pemerintah mengumumkan Covid-19 telah masuk Indonesia, kasus ini meningkat tajam dan sporadis tersebar di sejumlah daerah. Salah satu penyebab lambannya kasus ini ditangani terutama di daerah, karena daerah tidak memiliki alat uji Covid-19 sehingga sampel harus dibawa ke rumah sakit besar atau malah ke Jakarta.

Rencana pemerintah untuk melakukan pemeriksaan massal Covid-19 kepada masyarakat, harus segera direalisasikan. Di Korea Selatan, layanan pemeriksaan virus corona dilakukan dengan model drive thru sehingga masyarakat menjadi mudah dalam mengecek kesehatan, dan angka kasus Covid-19 di negara itu bisa ditekan. Indonesia mungkin belum sejauh itu memberi layanan ‘drive thru’.

Tapi paling tidak, layanan pemeriksaan massal bisa dilakukan jemput bola hingga ke tingkat RT. Ini PR buat pemerintah bagaimana menjangkau masyarakat yang terduga terpapar virus, terutama di wilayah ‘daerah merah’. Sekali lagi, kita berpacu dengan waktu. Gerak cepat diperlukan supaya kita tidak terlambat dan kalah. **

News Update