Di era sekarang, terutama dalam menggunakan media sosial, mulai muncul kecenderungan pemaksaan kehendak pendapat kelompoknya dengan alasan sikap atau jati diri kelompok.
Kalau sikap kelompok itu internal untuk kepentingan kelompoknya, patut kita hargai, tetapi jika dipaksakan kepada orang lain, bukan lagi sekedar bentuk pemaksaan kehendak, tetapi sudah menjurus kepada pelanggran hak asasi.
Ingat! Dalam kehidupan, tidak semua orang bisa punya pemikiran sejalan dengan kita. Memaksakan kehendak kepada orang lain justru akan menghancurkan kebebasan berpikir. Akan menghambat kreativitas.
Sementara kita sadar betul bahwa kreasi dan inovasi, adalah sesuatu yang sedang kita pacu untuk kemajuan negeri.
Itulah perlunya kita dituntut oleh kesadaran diri untuk tidak bersikap semena -mena kepada orang lain. Jangan pernah memaksakan kehendak dengan mengedepankan ego pribadi, ego kelompok dengan mengatasnamakan kebersamaan, apalagi membawa - bawa nama persatuan dan kesatuan.
Kita mesti sadar menyukai seseorang, kelompok atau sebuah komunitas tidak bisa dipaksakan.
Biarlah sikap suka atau tidak suka datang dengan sendiri, bukan dengan cara dipaksakan.
Jangan pula karena merasa memiliki kekuatan, lantas menciptakan sebuah situasi sehingga seseorang terpaksa menjalani sesuatu karena tidak ada pilihan lain atau karena tidak berani menentukan pilihan. Ini bentuk rekayasa pemaksaan kehendak.
Mari kita sama-sama ciptakan suasana orang lain juga bisa merasa senang dan bahagia seperti kita. Bukan kecewa dan menderita.
Mari kita ciptakan hidup nyaman di lingkungan masing - masing. Karena menciptakan kenyamanan itu sesungguhnya simple, "jangan memaksa, jangan dipaksa, dan jangan terpaksa."
Tidak akan sulit kan? Mari kita mulai hari ini. (*).