JAKARTA – Katinon yang terdapat pada daun khat dikonsumsi oleh orang-orang tertentu, seperti warga negara asing. Menurut Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi, setiap jenis narkotika memiliki segmen pemakainya masing-masing, begitu pun dengan katinon. Heru menjelaskan penemuan katinon ini bukan kali pertama. Sebelumnya katinon sudah ditemukan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, pada April 2017 lalu. Yakni berupa ladang tanaman daun khat yang mengandung katinon. Namun ia mengaku untuk yang di Cisarua sudah ditertibkan dan diberantas bersama dengan BNN dan Polri. Selain itu, pembawa acara DahSyat, Raffi Ahmad, juga pernah tersandung kasus penyalahgunaan narkotika jenis katinon. Pada 2013 silam, suami Nagita Slavina ini kedapatan menggunakan katinon di kediamannya di kawasan Jakarta Selatan. Namun pada saat itu, katinon masih termasuk narkotika jenis baru dan belum diatur dalam perundang-undangan Indonesia. (Baca : BNN dan Bea Cukai Ungkap Jaringan Penyelundup 68 Kg Katinon dan 15.487 Butir Ekstasi) Kini kasus penemuan katinon kembali berulang. Bahkan katinon ini diselundupkan dari negeri lain, yaitu Lagos, Nigeria. Yang mana katinon ini rencananya akan dikirimkan menuju Jakarta Utara dan Riau. "Khat ini masuk dari Lagos yang diimpor melalui Cengkareng, lanjut ke pos besar di Pasar Baru. Dari situ kita control delivery kita dapatkan 3 orang. Itu sebagian yang menuju ke Dumai, Riau dan sebagian ke Jakarta Utara," terang Heru pada Senin (28/5/2018) di Auditorium Sabang, Gedung Bea Cukai, Jalan Ahmad Yani, Jakarta Timur. Lebih lanjut Deputi bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol. Arman Depari mengatakan efek dari penggunaan katinon dapat menimbulkan halusinogen yang menimbulkan euforia, atau rasa gembira segar. "Jadi kalau narkotika itu kalau tidak euforia, halusinogen, atau psikotif, campuran. Cuma yang jadi perbedannya, ada yang kadarnya tidak terlalu tinggi, ada juga yang berkali-kali lipat," tambahnya. Ia mencontohkan seperti narkotika jenis gorila, memiliki THC yang mirip dalam ganja alami, tetapi efeknya bisa 16 kali lipat lebih besar daripada ganja alami tersebut. Hal ini dikarenakan gorila merupakan ganja sintesis yang terbuat dari campuran zat-zat kimia. Selanjutnya Arman mengatakan kalau pengguna katinon sendiri justru paling banyak diminati oleh warga asing. "Sebenarnya tidak, itu golongan-golongan tertentu saja dan kebanyakan orang-orang asing," tandasnya. (Cw2/tri)

Katinon, Narkoba yang Dikonsumsi Orang-orang Tertentu Seperti Warga Asing
Senin 28 Mei 2018, 14:15 WIB

Editor
[email protected] Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
News Update

Nasional
Tanggapi Pernyataan Wilmar soal Uang Rp11,8 juta, Kejagung: Tidak Ada Istilah Dana Jaminan
18 Jun 2025, 17:28 WIB

Nasional
Aturan Baru Penguncian Modul PPG 2025 di Ruang GTK, Strategi Adaptasi untuk Kelancaran Studi
18 Jun 2025, 17:12 WIB


TEKNO
15 Kode Redeem FF 1 Menit yang Lalu dan Masih Aktif Hari Ini 18 Juni 2025
18 Jun 2025, 17:00 WIB

Nasional
Link Pengumuman 1.223 Calon Mahasiswa Indonesia Lolos Seleksi Kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo 2025, Cek di Sini!
18 Jun 2025, 16:53 WIB

HIBURAN
Perbandingan Harta Ahmad Dhani dan Irwan Mussry Jadi Sorotan, Berapa Selisihnya?
18 Jun 2025, 16:52 WIB

EKONOMI
Telkom Kembali Buka Program Digistar Class Intern 2025 Batch 3 untuk Mahasiswa
18 Jun 2025, 16:51 WIB

HIBURAN
Model Patricia Gouw Nonton Konser Lady Gaga Sambil Pumping ASI, Masih Steril?
18 Jun 2025, 16:47 WIB

Nasional
Siapa Pemilik PT Wilmar Group? Ini Profil Lengkapnya Usai Kejagung Sita Rp11,8 Triliun dalam Skandal Ekspor CPO
18 Jun 2025, 16:39 WIB

TEKNO
Dua Tim Indonesia Bersaing di MSC EWC 2025, Perebutkan Tahta Global Mobile Legends
18 Jun 2025, 16:39 WIB


OLAHRAGA
Persija Berpotensi Melepas Hansamu Yama dan Ryo Matsumura, Diganti Legiun Asing?
18 Jun 2025, 16:19 WIB


Nasional
Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2025 Dibuka Mulai 29 Juni, Ini 7 Instansi yang Membuka Formasi
18 Jun 2025, 16:05 WIB

Nasional
Kunci Jawaban Post Test PPG 2025 PSE 3 Modul 2: Strategi Adaptif untuk Guru di Era Modern
18 Jun 2025, 16:03 WIB
