Nadia mengaku sering menemui pengunjung yang membatalkan niat membeli karena sudah lebih dulu berbelanja secara online. Padahal, harga mainan yang dijual di Ragunan relatif terjangkau dan menyesuaikan dengan karakter pengunjung.“Ragunan itu kan menengah ke bawah. Kita jual juga nggak mahal, harga pasar aja. Sesuai sama harga masuknya,” ujarnya.
Nadia sendiri merupakan pedagang lama di Ragunan. Ia mengaku mulai berjualan sejak duduk di bangku sekolah dasar, jauh sebelum kawasan tersebut ditata seperti sekarang.“Saya dari SD kelas enam sudah jualan di sini. Dulu Ragunan masih hutan. Sekarang umur saya 47,” katanya.
Meski kondisi penjualan berubah, ia tetap bertahan berjualan mainan anak. Menurutnya, jenis mainan yang diminati pengunjung kini bersifat musiman, mengikuti tren yang sedang digemari anak-anak.“Sekarang nggak bisa ditetapkan. Musiman, anak lagi suka apa. Beda sama dulu,” ujarnya.
Namun, untuk Ragunan, Nadia menyebut mainan bertema satwa masih menjadi favorit pengunjung.“Kalau di sini pasarannya jerapah sama gajah. Itu best seller Ragunan. Namanya juga kebun binatang, ya pasti binatang yang laku,” pungkasnya. (Dhiya Ahmad/M2)
