POSKOTA.CO.ID - Kekalahan Persib Bandung dari Malut United tidak sekadar tercatat sebagai hasil minor dalam kompetisi Super League. Lebih dari itu, laga tersebut menghadirkan potret emosional yang menyentuh sisi kemanusiaan sepak bola profesional.
Sorotan publik tertuju pada momen Ciro Alves mantan idola Maung Bandung yang tak kuasa menahan air mata saat bertemu dengan manajemen Persib, Umuh Muhtar, seusai pertandingan.
Pertandingan yang berlangsung pada Minggu, 14 Desember 2025, di markas Malut United itu berakhir pahit bagi Persib. Tim kebanggaan Jawa Barat harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan selisih dua gol, sekaligus gagal membawa pulang poin dari laga tandang yang sarat tantangan fisik dan mental.
Gol yang dicetak Ciro Alves dan Igor Inocencio menjadi penentu hasil akhir, sekaligus membuka kembali memori emosional antara Persib dan mantan pemainnya.
Baca Juga: Gubernur Pramono Anung Perintahkan Distamhut Jakarta Pangkas Pohon Rawan Tumbang
Mantan Pemain, Luka Lama, dan Profesionalisme
Gol Ciro Alves menjadi pusat perhatian karena memiliki makna simbolik. Pada musim sebelumnya, Alves adalah bagian penting dari skuad Persib Bandung.
Ia pernah dielu-elukan publik Stadion Gelora Bandung Lautan Api sebagai pemain kunci yang membawa harapan dan kebanggaan. Namun dalam dunia sepak bola profesional, loyalitas emosional kerap berbenturan dengan realitas karier.
Dalam pertandingan melawan Persib, Alves tampil profesional bersama Malut United. Ia menjalankan tugasnya sebagai penyerang dan mencetak gol ke gawang mantan timnya sebuah situasi yang kerap menimbulkan dilema batin bagi pesepak bola. Perasaan inilah yang kemudian mencuat ke permukaan saat pertandingan usai.
Reuni yang Sarat Makna
Pada Selasa, 16 Desember 2025, Umuh Muhtar bertemu dengan Ciro Alves dalam sebuah pertemuan yang berlangsung hangat namun emosional. Tidak hanya dihadiri oleh Alves dan Umuh, reuni kecil tersebut juga melibatkan sejumlah mantan pemain Persib seperti David Da Silva, Tyronne del Pino, dan Gustavo Franca.
Momen ini menjadi ruang refleksi, bukan sekadar perbincangan teknis sepak bola, tetapi juga perjalanan emosional para pemain yang pernah mengenakan seragam biru kebanggaan Persib.
Dalam pertemuan tersebut, Umuh mengungkapkan bahwa Ciro Alves tampak sangat emosional. Alves bahkan menitikkan air mata karena merasa bersalah telah mencetak gol yang berujung pada kekalahan Persib.
Situasi ini memperlihatkan bahwa di balik kerasnya kompetisi, para pemain tetap manusia yang memiliki ikatan emosional dengan klub dan suporter yang pernah membesarkan nama mereka.
Pesan Umuh Muhtar
Menanggapi luapan perasaan Alves, Umuh Muhtar memberikan pesan yang tegas namun penuh empati. Ia meminta Alves untuk tetap menjaga profesionalisme sebagai pemain Malut United.
Menurut Umuh, rasa hormat terhadap klub lama adalah hal yang wajar, namun tidak boleh menghambat tanggung jawab seorang atlet profesional.
Kepada wartawan pada Selasa, 12 Desember 2025, Umuh menyampaikan bahwa Alves secara terbuka mengakui kesedihannya. “Ya dia bilang (menangis), ya habis ini profesional,” ujar Umuh.
Pernyataan ini mencerminkan sikap manajemen Persib yang memahami dinamika emosional pemain, tanpa mengesampingkan prinsip profesionalisme dalam sepak bola modern.
Baca Juga: Dinkes Kota Bekasi Siapkan Posko Kesehatan 24 Jam Jelang Nataru serta Ratusan Nakes
Faktor Kekalahan Persib Bandung
Selain menyinggung aspek emosional, Umuh Muhtar juga mengulas penyebab kekalahan Persib dari Malut United. Ia menilai kondisi fisik pemain menjadi faktor utama.
Kelelahan akibat jadwal padat dan kurangnya waktu istirahat membuat performa tim tidak optimal. Menurut Umuh, kelelahan bukan sekadar alasan normatif, melainkan kondisi nyata yang dialami pemain.
Perjalanan darat panjang dari Jakarta menuju Ternate turut berdampak pada kondisi fisik skuad Persib. Beberapa pemain mengalami kelelahan ekstrem dan gejala jetlag, sehingga kesulitan tampil maksimal di lapangan.
Faktor geografis ini menjadi tantangan tersendiri dalam kompetisi nasional yang menjangkau wilayah timur Indonesia.
Tak kalah penting, absennya pelatih kepala Bojan Hodak akibat akumulasi kartu kuning juga memberi pengaruh signifikan. Umuh menilai ketidakhadiran Hodak membuat strategi tim tidak berjalan optimal. “Lebih besar pengaruh tidak hadirnya Bojan,” ujarnya menegaskan.
Meski menelan kekalahan, manajemen Persib tetap menatap masa depan dengan optimisme. Umuh Muhtar memastikan bahwa Persib akan segera bangkit dan menampilkan performa terbaik pada pertandingan selanjutnya.
Ia juga menegaskan komitmen klub untuk menjaga konsistensi poin penuh saat bermain di kandang sendiri sepanjang kompetisi Super League.