Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Satia Sriwijayanti Anggraini pastikan kandungan air di Spot Air Minum Berbayar di Plaza Pemkot Bekasi aman dan bebas bakteri E Coli. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

JAKARTA RAYA

Dinkes Bekasi Pastikan Air Minum Berbayar di Balai Kota Aman dan Bebas Bakteri

Senin 15 Des 2025, 16:42 WIB

BEKASI SELATAN, POSKOTA.CO.IDDinkes Kota Bekasi telah melakukan uji coba kualitas air terhadap spot air minum berbayar hasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Bekasi dan PDAM Tirta Patriot yang berada di kawasan Balai Kota Bekasi.

Kadinkes Kota Bekasi, Satia Sriwijayanti Anggraini, memastikan air minum tersebut telah teruji dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, air tersebut bebas dari bakteri E. Coli dan memiliki tingkat keasaman (pH) yang sesuai dengan standar kesehatan.

“Dari sisi kesehatan, kami telah melakukan uji secara berkala terhadap kualitas air yang ada di sini. Hasilnya alhamdulillah bakteri E Coli-nya enggak ada, berarti aman. Terus pemeriksaan fisiknya juga aman,” ujar Satia, Senin 15 Desember 2025.

Baca Juga: Gubernur Banten Serahkan SK ke 4.631 PPPK Paruh Waktu

Satia menegaskan, air dari spot air minum tersebut layak dikonsumsi dalam jumlah banyak. Dinkes Kota Bekasi juga akan melakukan pengawasan dan pengujian kualitas air secara rutin, yakni sekitar satu kali dalam sepekan.

“Jadi memang saya bisa nyatakan kualitas air yang di sini terjamin. Dan kami akan rutin melakukan pemeriksaan tes seminggu sekali, jadi untuk memberikan jaminan kalau kualitas air ini bagus,” katanya.

Ia mengungkapkan, apabila di kemudian hari ditemukan permasalahan pada mesin air maupun kandungan airnya, pihak Dinkes akan segera melakukan penghentian sementara operasional spot air minum tersebut hingga dinyatakan kembali stabil dan aman.

“Kami akan hentikan sementara. Dan nanti dari pengambilan sampel untuk dilakukan uji. Ujinya itu ada kimia, fisika, juga mikrobiologi. Tapi per hari ini sih hasilnya bagus,” jelasnya.

Satia juga memaparkan, standar kelayakan air minum mengacu pada ketentuan nasional yang mensyaratkan tidak adanya bakteri E Coli dalam air minum.

“E Coli-nya sama sekali enggak boleh ada. Ini metode ini berdasarkan SNI 9308.1.2014. Jadi kan ada standar dari pemerintah terkait kualitas air minum,” ungkapnya.

Selain aspek mikrobiologi, hasil pemeriksaan fisika air juga dinyatakan aman. Suhu air tercatat berada di bawah ambang batas maksimal, total dissolved solids (TDS) dan kekeruhan masih rendah, warna air tidak berwarna, serta tidak berbau.

“Begitu juga dengan pH-nya. pH air ini 8,1, maksimalnya 8,5. Jadi, artinya masih di ambang batas aman,” ungkap Satia.

Sementara itu, jika sebelumnya Pemkot Bekasi menerapkan kebijakan wajib membawa tumbler, kini bersama PDAM Tirta Patriot, Pemkot resmi meluncurkan spot air minum isi ulang berbayar di area Balai Kota Bekasi.

“Hari ini kami berinovasi, ya. Dari satu program yang sudah diinisiasi sejak lama, bahwa tidak lagi menggunakan tempat minum dan harus membawa tumbler dengan isi ulang pakai galon, hari ini kami hadirkan spot air minum berbayar,” ujar Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto.

Tri menjelaskan, kehadiran spot air minum ini juga bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat agar lebih bijak dan menghargai air bersih sesuai kebutuhan.

Ia mengungkapkan, skema pembayaran air minum tersebut dibuat terjangkau dan disesuaikan dengan volume air yang dibutuhkan pengguna.

“Kalau memang butuhnya satu liter, ya bayarnya 300 perak. Kalau dia butuhnya 1,8 liter, bayarnya 500 perak. Jadi ini dalam rangka bukan mencari keuntungan, tetapi lebih kepada agar operasional tetap jalan, karena ini mesinnya juga harus tetap dipelihara dan sebagainya,” jelas Tri.

Direktur Utama PT Tirta Patriot, Ali Imam Faryadi, menjelaskan bahwa setiap mesin spot air minum memiliki kapasitas sekitar 20 hingga 25 liter dan dilengkapi dengan sistem pengisian otomatis.

Ali mengatakan, mesin tersebut juga dilengkapi sensor kontrol kualitas air. Apabila kualitas air tidak memenuhi standar, sistem akan secara otomatis menghentikan distribusi air.

“Ini memang ada sensor quality. Jadi, kalau misalkan mesin ini sudah tidak lagi memproduksi secara standar kualitas, nanti sensor itu akan menggerakkan, kemudian dia akan membuangnya ke belakang,” katanya. (cr-3)

Tags:
bakteribakteri E. Coliair minum berbayarDinkes Kota Bekasi

Tim Poskota

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor