BYD Soroti Tantangan 2026 Usai Pemerintah Setop Insentif Kendaraan Listrik

Kamis 11 Des 2025, 19:38 WIB
BYD menggelar media gathering di Sentul, Bogor. (Sumber: POSKOTA | Foto: Erwan Hartawan)

BYD menggelar media gathering di Sentul, Bogor. (Sumber: POSKOTA | Foto: Erwan Hartawan)

Meski pertumbuhan permintaan mobil listrik saat ini didominasi wilayah perkotaan, Eagle menilai konsumen di daerah juga menantikan lebih banyak pilihan kendaraan listrik.

Menurutnya, seluruh pelaku industri memiliki peluang besar jika akses pasar diperluas dan dukungan regulasi tetap terjaga.

Eagle turut mengingatkan bahwa industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan berat pada 2024-2025, termasuk penurunan penjualan kendaraan konvensional.

Baca Juga: Mitsubishi Fuso Serahkan 10 Fighter X FM65F TH 4x2 kepada Tako Group

Namun, pasar EV justru memberikan kontribusi positif melalui pertumbuhan penjualan yang konsisten.

“Dan untuk peningkatan produksi, kami masih membutuhkan waktu, karena dalam memproduksi EV itu tidak bisa cepat. Kami juga harus membuat ribuan lapangan kerja di bidang manufaktur kami,” jelasnya.

Menutup penjelasannya, Eagle menekankan kembali pentingnya keberlanjutan insentif kendaraan listrik agar industri dapat bertumbuh secara stabil.

“Pada 2026, tentunya kami membutuhkan dukungan lebih lanjut dari pemerintah terkait perpanjangan insentif untuk EV (mobil listrik),” ujar Eagle.


Berita Terkait


News Update