Pembakaran Tidak Sempurna? Bisa Jadi Busi Motor Mulai Lemah

Minggu 07 Des 2025, 16:55 WIB
Busi motor melemah seiring waktu dapat memengaruhi performa dan keselamatan. (Sumber: Dok. WMS)

Busi motor melemah seiring waktu dapat memengaruhi performa dan keselamatan. (Sumber: Dok. WMS)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Di balik kerja mesin motor, ada satu komponen kecil yang sering terlewatkan dari perhatian pemilik kendaraan, yakni busi.

Busi merupakan bagian yang bertugas memicu percikan api agar campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar sempurna di ruang bakar.

Tegangan tinggi dari koil busi dapat mencapai 20.000 hingga 30.000 volt dialirkan menuju elektroda dan diubah menjadi percikan api. Tanpa percikan kuat dan stabil, pembakaran tidak terjadi dengan optimal, sehingga dampaknya bisa langsung terasa pada performa motor.

Pembakaran yang tidak sempurna karena kondisi busi melemah kerap memunculkan keluhan umum, seperti mesin brebet, tenaga menurun, hingga konsumsi bahan bakar yang lebih boros. Pada beberapa kasus, motor membutuhkan waktu lebih lama untuk menyala terutama ketika mesin dalam kondisi dingin.

Baca Juga: Mobil Panther Terendam Banjir 10 Jam di Aceh Tetap Menyala, Isuzu Ingatkan soal Keamanan

Selain menjadi pemantik api, busi juga berfungsi sebagai indikator kesehatan mesin. Warna cokelat muda pada ujung busi menunjukkan pembakaran berjalan normal.

Namun, jika elektroda tampak menghitam, besar kemungkinan terdapat masalah pada komposisi bahan bakar atau adanya timbunan kotoran. Sebaliknya, warna putih menjadi pertanda mesin mengalami suhu berlebih atau overheat.

Kemunculan tanda-tanda busi melemah sebenarnya dapat dikenali sejak awal. Beberapa gejalanya meliputi:

  • Motor sulit dihidupkan
  • Tenaga terasa menurun
  • Mesin tersendat
  • Pemakaian bahan bakar meningkat
  • Ujung busi menghitam atau memutih
  • Percikan api kecil atau tidak stabil saat pengecekan manual

Jika dibiarkan, kondisi tersebut bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berpotensi membahayakan pengendara. Mesin bisa tersendat mendadak saat menyalip, melintas di tikungan, atau ketika terjebak kemacetan. Bahkan, situasi terburuknya adalah motor mogok secara tiba-tiba.

Baca Juga: Gesrek Festival di Ancol Diserbu Ribuan Pengunjung, Komunitas Motor dan Musik Bersatu

Karena itu, pengecekan berkala menjadi langkah penting. Idealnya, pemeriksaan kondisi busi dilakukan setiap 4.000 kilometer, sementara penggantian direkomendasikan pada rentang 8.000-12.000 km.

Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati (WMS), Wahyu Budhi mengingatkan, pengendara tidak meremehkan komponen tersebut.

“Busi itu komponen kecil, tetapi efeknya sangat besar terhadap performa motor. Ketika mulai muncul gejala seperti mesin susah hidup atau motor terasa kurang bertenaga, itu tanda bahwa busi harus segera diperiksa. Pada kondisi seperti ini, tentu bisa membahayakan pengendara apalagi saat motor digunakan,” ujarnya.

Di tengah tingginya mobilitas masyarakat, pemilik kendaraan perlu memahami bahwa perhatian terhadap busi dapat mencegah potensi kerusakan mesin. Mengabaikan gejala busi lemah bisa memicu kerusakan lanjutan yang membutuhkan biaya perbaikan lebih besar.

PT Wahana Makmur Sejati (WMS) mengingatkan para pengguna sepeda motor Honda di wilayah Jakarta–Tangerang untuk segera melakukan pemeriksaan ketika motor mulai menunjukkan tanda tidak normal. Pemeriksaan kendaraan di bengkel resmi AHASS akan membantu memastikan kondisi mesin tetap terjaga karena didukung teknisi bersertifikat dan peralatan standar pabrikan.

“Kami mengimbau untuk para pengendara tidak menunda dan segera melakukan pengecekan di bengkel resmi AHASS. Pemeriksaan sejak dini dapat mencegah kerusakan lanjutan dan memastikan motor tetap aman digunakan setiap hari,” jelas Wahyu Budhi.

Baca Juga: RMA Indonesia Serahkan Bantuan 4 Mahindra untuk Percepat Penanganan Bencana di Aceh

Perhatian pada komponen sepele seperti busi menjadi bagian penting dari upaya menjaga keselamatan dan keandalan sepeda motor dalam penggunaan sehari-hari.


Berita Terkait


News Update