PROBOLINGGO, POSKOTA.CO.ID - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, menggelar dialog terbuka dengan masyarakat Tengger di Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat, 5 Desember 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya perempuan dan anak di wilayah pegunungan Bromo. Dialog tersebut, dihadiri tokoh masyarakat Tengger Bromo, akademisi, serta perwakilan pemerintah daerah.
Dalam sambutannya, Menteri Arifatul menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat masyarakat setempat. “Ini kebahagiaan bagi kami, karena diberi kesempatan bertemu dan belajar dari ibu-ibu hebat di Tengger,” ujarnya.
Turut hadir Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Staf Khusus Menteri, Wakil Ketua DPRD Probolinggo, serta sejumlah akademisi, termasuk Prof. Zuhro dan Prof. Effendi Gazali. Pendiri Mujadalah Kiai Kampung (MKK), Habib Najib Salim Antamimi, juga ikut mendampingi.
Baca Juga: Menteri PPPA Ajak Perlindungan Anak Terlibat Kerusuhan Demo Diperkuat
Dalam pemaparannya, Arifatul menjelaskan, hasil analisis Kementerian PPPA selama satu tahun terakhir mengenai tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia menyebut lima faktor utama penyebabnya.
Pertama, lemahnya ekonomi keluarga yang membuat perempuan dan anak semakin rentan. Kedua, perubahan pola asuh di tengah tantangan perkembangan karakter dan emosi anak. Ketiga, pengaruh gadget.
“Dalam kasus kekerasan anak, 90 persen dipicu dari apa yang mereka lihat di gadget,” tegasnya.
Faktor keempat adalah lingkungan sosial yang semakin individualis sehingga mengurangi ruang perlindungan bagi perempuan dan anak. Terakhir, minimnya akses edukasi di wilayah terpencil seperti Tengger.
Dalam sesi dialog, perempuan Tengger menyampaikan persoalan pemasaran produk olahan lokal yang masih terkendala izin edar seperti nomor BPOM, sertifikasi halal, dan pencantuman masa kedaluwarsa. Kondisi ini membuat produk sulit menembus pasar lebih luas.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Arifatul memastikan pendampingan lintas sektor akan diberikan. Ia berjanji kembali dalam empat hingga lima bulan ke depan untuk memantau perkembangan.
Kementerian PPPA juga memberikan penghargaan kepada Majelis Mujadalah Kiai Kampung atas kiprahnya dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di tingkat akar rumput.
“Gerakan mereka tidak banyak publikasi, tapi dampaknya luar biasa. Ini kerja nyata yang sangat kita butuhkan,” kata Arifatul.
Baca Juga: Anak 7 Tahun Jadi Korban Kekerasan, Menteri PPPA Pastikan Pelaku Ditindak Tegas
Sementara itu, pendiri Mujadalah Kyai Kampung (MKK), Habib Najib Salim Attamimi, menekankan pentingnya komunikasi dalam keluarga. Ia menegaskan bahwa pembangunan kualitas sumber daya manusia harus menyasar perempuan Tengger sebagai garda terdepan dalam mencetak generasi menuju Indonesia Emas 2045.
“Bagaimana meningkatkan kualitas hidup anak-anak dari desa, dari akar rumput, dengan bimbingan Menteri PPPA tentunya,” ujarnya.
Wakil Bupati Probolinggo, Fahmi Abdul Haq Zaini, turut mengapresiasi kunjungan Menteri PPPA. Ia menilai perhatian pemerintah pusat terhadap Desa Ngadas menunjukkan komitmen besar terhadap pembangunan sumber daya manusia di Bromo.
“Ngadas adalah desa wisata yang berkembang pesat, tapi kami masih menghadapi masalah serius terkait pengelolaan sampah,” ucapnya.