Senator Ingatkan Jakarta Siaga Cuaca Ekstrem dan Ancaman Rob

Jumat 05 Des 2025, 06:00 WIB
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil DKI Jakarta Fahira Idris. (Sumber: Istimewa)

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil DKI Jakarta Fahira Idris. (Sumber: Istimewa)

KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil DKI Jakarta Fahira Idris mengimbau seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi melanda Jakarta dan sekitarnya mulai pekan kedua Desember 2025 hingga Januari 2026.

Intensitas hujan diperkirakan meningkat signifikan, disertai potensi banjir, angin kencang, serta rob di wilayah pesisir Jakarta Utara.

“Cuaca ekstrem ini bukan fenomena biasa, melainkan dampak perubahan iklim yang membuat pola hujan dan ancaman banjir semakin sulit diprediksi. Semua pihak harus bersinergi agar Jakarta tetap aman,” ujar Fahira dalam keterangannya kepada Poskota, Jumat, 5 Desember 2025.

Fahira juga mengapresiasi langkah cepat Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung beserta jajaran dalam menyiapkan berbagai upaya antisipasi, mulai dari pengecekan pompa, kesiapan pasukan lapangan, modifikasi cuaca, hingga percepatan normalisasi sungai. Namun, ia menilai tantangan cuaca ekstrem kali ini membutuhkan persiapan yang lebih menyeluruh dan kolaboratif.

Baca Juga: Banjir Rob Berpotensi Melanda 11 Kelurahan di Jakarta Utara, Cek Titik Lokasinya

"Setidaknya ada lima hal krusial yang perlu menjadi perhatian bersama," ucap Fahira.

Pertama, kata Fahira, optimalisasi Infrastruktur Pengendali Banjir

Seluruh pompa, pintu air, saluran drainase, dan titik rawan banjir harus dipastikan berfungsi maksimal. Pemeriksaan lapangan harus dilakukan secara intensif agar tidak ada hambatan teknis saat curah hujan puncak tiba. Kedua, penguatan Mitigasi Rob di Pesisir.

"Pemprov memperketat kesiapsiagaan di pesisir Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu melalui penyiapan pompa, perbaikan tanggul, pembaruan jalur evakuasi, serta pemantauan terus-menerus terhadap ancaman rob," jelas Fahira.

Ketiga, informasi publik yang cepat dan Mudah diakses, yaitu aplikasi JAKI, situs Pantau Banjir. Kemudian layanan darurat 112 harus dimaksimalkan untuk menyediakan informasi real-time tentang potensi banjir, status pintu air, hingga lokasi pengungsian. Transparansi informasi dinilai menjadi salah satu cara paling efektif mengurangi risiko bagi warga.

Keempat, koordinasi lintas daerah dengan wilayah hulu. Curah hujan di Bogor dan Depok memiliki dampak besar pada kondisi Jakarta.


Berita Terkait


News Update