CUACA ekstrem hingga banjir diprediksi masih terjadi pada Desember 2025. Masyarakat perlu ekstra waspada melakukan aktivitas ketika hujan deras yang disertai angin kencang dan sambaran petir.
Sembilan petani, warga Kecamatan Kasemen, Kota Serang, tersambar petir saat berada di sawah. Kejadian itu memberi pesan kepada kita perlunya meningkatkan kewaspadaan atas lingkungan sekitar agarterhindar dari bencana.
Dalam sepekan ke depan, potensi cuaca ekstrem hingga banjir pesisir masih membayangi Jakarta dan sekitarnya. Kian diperlukan kewaspadaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang dan pohon tumbang.
Tak terkecuali potensi banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta, seperti di Kapuk Muara, Penjaringan, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok, dan Kepulauan Seribu.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Yang Utama Percepatan Penanganan Bencana
“Warga di wilayah tersebut diminta meningkatkan kewaspadaan seperti diimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Warga diimbau dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut yang berpotensi terjadinya banjir pesisir,” timpa Yudi.
“Cuaca lagi tidak baik, semua wajib waspada, utamanya saat hujan angin dan petir menyambar, sebaiknya kita berteduh di tempat aman (terlindung). Jangan ngecas handphone di tempat terbuka, apalagi telponan selagi dicas,” ujar mas Bro.
“Intinya tidak harus tinggal di rumah selagi cuaca ekstrem. Boleh beraktivitas , tetapi harus tetap hati-hati, terlebih saat dalam perjalanan,” ucap Heri.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Banjir Bandang Kuak Pembalakan
“Terkait cuaca ekstrem dan potensi banjir pesisir sepekan ke depan, dikabarkan Pemprov DKI melalui satuan penanggulangan bencana telah bersiap diri dengan menyiagakan personel hingga peralatan,” tutur mas Bro.
“Betul Bro. Kabarnya personel sudah siaga di lapangan untuk mendukung penanganan darurat dengan dilengkapi peralatan evakuasi dan sarana pendukung lainnya,” jawab Heri.
“Telah menyiapkan 1.200 unit pompa yang tersebar di rumah pompa dan poskota pengendalian banjir lainnya,” beber mas Bro.
“Kita apresiasi kesiapan petugas dengan peralatan yang memadai mulai dari peralatan evakuasi hingga hingga pompa penyedot air,” sebut Heri.
“Kita tidak berharap adanya banjir, tetapi sangat berharap pompa jangan tidak berfungsi saat dibutuhkan karena rusak, atau kurangnya perawatan,” ungkap Yudi.
“Jangan sampai peristiwa pompa macet, tidak berfungsi secara optimal kembali terulang,” harap mas Bro. (Joko Lestari)