BANDUNG BARAT, POSKOTA.CO.ID - Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk membuka akses lebih luas bagi lulusan Sekolah Rakyat yang ingin melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Kerja sama itu dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang berlangsung belum lama ini.
Menurut Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, peluang mahasiswa dari Sekolah Rakyat kini terbuka lebar di kampus-kampus negeri di bawah Kemendiktisaintek. Namun demikian, seluruh calon mahasiswa tetap harus memenuhi standar akademik yang berlaku.
Baca Juga: Aktivis Banten Soroti Lelang Proyek Sekolah Rakyat di Pandeglang-Lebak
"Jadi, asal memenuhi standar, mereka bisa ikut seleksi sesuai minat dan bakat," ujar Gus Ipul saat meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 14 Bandung Barat, Sabtu, 29 November 2025.
Gus Ipul mengungkapkan, Kemensos telah menjalin sejumlah MoU dengan berbagai institusi pendidikan. Beberapa di antaranya Universitas Arif Ginanjar dan PT Pos Indonesia.
Ia merinci, total sekitar 2.600 kuota beasiswa disiapkan bagi lulusan Sekolah Rakyat. Rinciannya antara lain, beasiswa KIP Kuliah, 1.000 orang, afirmasi Pendidikan, 500 orang, SNPMB 500 orang, Poltekkes, 600 orang.
"Selain itu, PT Pos Indonesia menyediakan 80–100 slot kuliah di Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI). Ini untuk mengawal dua jalur utama yang ingin lanjut kuliah dan yang ingin masuk dunia kerja atau berwirausaha," ungkapnya.
Hingga kini, program Sekolah Rakyat telah berjalan di 166 titik, melibatkan hampir 16.000 siswa dan lebih dari 3.000 guru.
Sementara itu, Sekjen Kemendiktisaintek Togar M. Simatupang menambahkan, pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap program tersebut.
Ia menyebut pihaknya pun menyiapkan beasiswa jalur afirmasi, serta ujian minat dan bakat bagi siswa calon mahasiswa.
"Kami akan melanjutkan kerja sama ini dengan seluruh perguruan tinggi dan lembaga pendidikan. Ada 39 institusi apoteker yang siap menampung 600 siswa untuk pendidikan kesehatan," kata Togar.