JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Jakarta menjadi ibu kota terpadat yang menduduki peringkat pertama dengan total penduduk mencapai 42 juta jiwa.
Hal itu berdasarkan laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tetapi, 42 juta bukan jumlah penduduk, melainkan mobilitas masyarakat yang beraktivitas di Jakarta setiap harinya.
Adapun kota terpadat kedua diduduki oleh Dhaka, Bangladesh, dengan total 36,6 juta penduduk yang beraktivitas.
Sejumlah warga menyebut bahwa laporan dari PBB itu, dinilai wajar, di tengah kota Jakarta semerawut, ditambah kemacetan yang kerap terjadi setiap harinya.
Seperti diungkapkan Reza, 27 tahun, warga Rorotan, Jakarta Utara. Dia mengatakan, laporan itu justru menggambarkan kondisi realitas yang terjadi di ibu kota saat ini.
"Menurut saya ini wajar. Setiap hari macet di mana-mana, dari pagi sampai malam,” ujar Reza kepada Poskota, Kamis, 27 November 2025.
"Orang makin banyak, kendaraan makin banyak, tapi jalannya segitu-gitu saja. Jadi kalau Jakarta dibilang kota terpadat, ya memang begitu kenyataannya," ungkapnya.
Apalagi, dikatakan Reza, terdapat wilayah di Jakarta terpadat yang memang memiliki tingkat kepadatan ekstrem.
Baca Juga: Pengamat Sebut Rumah Vertikal Solusi Penataan Permukiman Padat di Jakarta
"Seperti Tanah Tinggi Jakpus sama Tambora di Jakbar. Di sana rumah-rumah kan berhimpitan, jalan kecil, apalagi penduduknya banyak sekali, sampe-sampe rumah di sana ga ada penerangan di gangnya,” ucap Reza.
Sementara itu, Misar, 55 tahun, warga Kayu Tinggi, Jakarta Timur, mengungkapkan, bahwa kondisi Jakarta saat ini, sangat berbeda dengan beberapa dekade lalu.
“Dulu mah enak, jalanan enggak ada yang macet, lenggang semua kalau di jalan. Terus juga enggak sumpek kaya sekarang,” ungkap Misar.
Menurut Misar, pertambahan penduduk salah satunya disebabkan oleh tingginya arus urbanisasi dari masyarakat luar Jakarta.
"Sekarang juga kayaknya banyak warga luar Jakarta yang nyari kerja di sini, makanya sekarang jadi padat gitu penduduknya," ujarnya. (cr-4)