KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Polisi mengungkap modus manipulatif Alex Iskandar, ayah tiri sekaligus tersangka pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho, 6 tahun, sempat mengelabui penyidik.
Pelaku sempat mencoba mengelabui polisi dengan mendatangi Polsek Pesanggrahan dan berpura-pura ikut mencari korban.
“Untuk tersangka ini sempat memang datang ke Polsek,” ujar Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo, dalam jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin, 24 November 2025.
Upaya manipulatif itu terbongkar setelah polisi mendapatkan bukti kuat bahwa Alex Iskandar adalah pelaku utama di balik hilang dan tewasnya Alvaro.
Baca Juga: Polisi Beberkan Alasan Pelaku Buang Jasad Alvaro ke Tenjo Bogor
Pemeriksaan mendalam terhadap jejak digital di ponsel tersangka memperlihatkan adanya pola upaya mengaburkan fakta.
“Dari hasil jejak digital yang kita cek dari handphone-nya, dia berusaha mengelabui bahwa dirinya ikut mencari anak ini, inisial A,” ucap Ardian.
Kasus ini memasuki titik terang setelah serangkaian pendalaman yang dilakukan penyidik menemukan titik terang.
Sehingga penyidik menangkap Alex Iskandar dan menetapkan sebagai tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Alvaro.
Namun, dalam proses penyidikan Alex Iskandar ditemukan tewas gantung diri di Polres Metro Jakarta Selatan.
“Kemarin ada titik terang, lalu kami lakukan pendalaman dan pemeriksaan sampai dengan penetapan tersangka,” kata Ardian.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto, mengungkap bahwa Alex Iskandar menculik Alvaro pada 6 Maret 2025.
Motif sementara dipicu rasa kesal kepada istrinya ibu kandung Alvaro yang disebut berselingkuh.
Saat penculikan berlangsung, Alvaro terus menangis hingga akhirnya Alex Iskandar membekap korban sampai tewas.
Tiga hari kemudian pada tanggal 9 Maret 2025, Alex Iskandar membawa jenazah yang sudah dibungkus plastik hitam menggunakan mobil berwarna silver.
Baca Juga: Motif Pelaku Bunuh Alvaro Kiano Diduga karena Sakit Hati Diselingkuhi
Dari hasil prarekonstruksi yang digelar penyidik, Alex Iskandar mengakui, langsung melemparkan bungkusan tersebut ke area pembuangan sampah di bawah jembatan di wilayah Tenjo, Bogor.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan, penemuan kerangka baru terjadi pada hari Jumat, 21 November 2025, setelah informasi saksi kunci mengarahkan penyidik ke lokasi tersebut.
Saat ditemukan, kerangka sudah terpisah karena proses pembusukan alami. Sehingga terpisahnya tulang belulang bukan karena mutilasi.