Pesepakbola asal Bandung, Riski Nur Fadhilah yang jadi korban pengiriman ke Kambojan yang viral. (Sumber: Instagram)

Daerah

Viral! Kronologi Pemuda Bandung Riski Nur Fadhilah Kena Tipu Dikirim ke Kamboja, Diduga Disiksa Sindikat TPPO

Rabu 19 Nov 2025, 19:27 WIB

POSKOTA.CO.ID - Kasus yang menimpa Riski Nur Fadhilah (18), warga Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, menjadi perhatian publik setelah terungkap bahwa mimpinya berkarier sebagai pesepak bola justru berujung pada dugaan eksploitasi di luar negeri.

Kejadian bermula ketika Riski menerima pesan melalui Facebook dari seseorang yang mengaku sebagai manajer PSMS Medan.

Pelaku menawarkan kesempatan seleksi penjaga gawang di klub tersebut, lengkap dengan iming-iming fasilitas.

Menurut keterangan keluarga, khususnya sang nenek, Imas Siti Rohanah, tawaran itu terlihat meyakinkan. Riski bahkan menunjukkan tiket pesawat rute Jakarta-Kualanamu yang dijadwalkan pada 27 Oktober 2025.

Baca Juga: Pramono Kukuhkan 1.005 Prabu Generasi Ketiga, Cegah Bullying di Sekolah

Dengan keyakinan itu, Riski berangkat ke Jakarta menggunakan jasa travel sehari sebelumnya tanpa disertai anggota keluarga.

Namun kejanggalan mulai dirasakan ketika pihak yang mengaku manajer tersebut tiba-tiba hilang kontak setelah Riski tiba di Ibu Kota. Keluarga yang mencoba menghubungi pelaku tidak lagi menerima respons.

Riski Dibawa ke Kamboja

Puncak keterkejutan terjadi pada 4 November, ketika Riski menghubungi keluarga dan mengabarkan bahwa ia bukan berada di Medan, melainkan di Kamboja.

Informasi tersebut langsung memicu dugaan bahwa Riski telah menjadi korban jaringan TPPO yang memanfaatkan kedok rekrutmen atlet sebagai modus perekrutan.

Baca Juga: SK PAW Rifki Rafsanjani Resmi Turun dari Gubernur Banten

Setibanya di Kamboja, Riski mengaku tidak pernah diarahkan mengikuti seleksi atlet. Ia justru dipaksa bekerja sebagai operator penipuan daring (scamming) dengan modus percintaan kepada target warga Tiongkok.

Kondisi ini semakin menguatkan dugaan bahwa dirinya telah diserahkan ke kelompok kriminal untuk dieksploitasi.

Pengakuan Disiksa dan Dipaksa Menipu Online

Dalam komunikasi terbatas dengan keluarga, Riski mengaku diawasi ketat dan hanya dapat menghubungi keluarganya secara sembunyi-sembunyi, biasanya dari kamar mandi.

Ia menyampaikan bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan mengoperasikan komputer, tetapi tetap dipaksa bekerja berjam-jam.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Semburkan Awan Panas Hingga 8,5 KM

Ketika tidak memenuhi target harian, Riski mengaku mendapatkan kekerasan fisik. Bentuk siksaan termasuk hukuman push-up ratusan kali hingga mengangkut galon ke lantai sepuluh.

Kesaksian tersebut disampaikan Imas dengan suara bergetar karena mencemaskan keselamatan cucunya.

Langkah Keluarga dan Permintaan Bantuan Pemerintah

Setelah memastikan kondisi Riski yang sangat mengkhawatirkan, keluarga segera menempuh jalur resmi.

Laporan disampaikan ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bandung serta Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI). Kedua lembaga ini menjadi fasilitator awal dalam penanganan kasus TPPO.

Selain itu, keluarga juga berupaya meminta bantuan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, agar proses pemulangan Riski dari Kamboja dapat dipercepat.

Harapannya pemerintah pusat dan perwakilan Indonesia di luar negeri dapat segera mengambil tindakan untuk menjamin keselamatan korban.

Dari informasi terbaru yang beredar, kini Riski sudah berada di KBRI Kamboja untuk segera dipulangkan kembali ke Indonesia.

Kasus ini menjadi peringatan serius tentang maraknya modus perekrutan palsu yang mengincar anak muda, terutama yang memiliki impian berkarier di dunia olahraga.

Tags:
sindikat penipuan Kambojaseleksi kiper PSMS MedanKasus TPPOviral Riski Nur Fadhilah

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor