BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi meyakini maraknya kasus kejahatan bermula dari perkenalan lewat media sosial.
Ketua KPAD Kota Bekasi, Novrian mengatakan, media sosial diibaratkan “ruang hutan rimba” dihuni berbagai karakter manusia, sehingga anak-anak perlu dibekali pemahaman dan kewaspadaan sejak dini.
“Pertama kita harus kasih pemahaman dulu kepada setiap anak, bahwa di sosial media itu banyak sekali karakter manusia. Ada manusia yang baik, dan manusia jahat. Jadi anak-anak perlu ditanamkan untuk tidak mudah percaya kepada orang asing,” kata Novrian, Minggu, 16 November 2025.
Ia mengingatkan anak-anak maupun orang tua tidak sembarangan menyebarkan informasi atau data pribadi yang dapat disalahgunakan pihak tidak bertanggung jawab.
Baca Juga: KPAD Bekasi Sebut Kasus Remaja Disekap di Bantargebang Masuk Kategori Sexual Grooming
“Jangan mudah memberikan data dan informasi pribadi kepada orang lain. Karena itu bisa membahayakan terkait transaksi elektronik, spam, pembobolan rekening, ataupun apa pun namanya,” ujarnya.
Menurutnya, anak-anak di bawah umur masih berada pada fase rentan, sehingga perlu dilatih kemampuan memfilter informasi, memilih pertemanan yang sehat, dan menghindari komunitas yang berpotensi memberi pengaruh buruk.
“Harus mulai ditanamkan bahwa sosial media itu termasuk ranah privat. Jadi, sesuatu yang sifatnya privat jangan diumbar di sosial media. Karena bisa digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan yang punya niat jahat,” ucapnya.
Ia juga menegaskan, pentingnya peran keluarga sebagai garda terdepan dalam perlindungan anak. Edukasi digital sejak dini disebutnya sebagai kunci pencegahan kejahatan siber yang menyasar anak dan remaja.
Baca Juga: KPAD Bekasi Sebut Anak Perempuan Mudah Terjebak Cinta karena Kurang Kasih Sayang Ayah
“Garda pertama itu keluarga. Di mana setiap keluarga harus punya literasi digital sejak dini. Nantinya pengetahuan tersebut bisa ditransformasikan ke anak-anak,” ujarnya.
Dengan pengawasan yang kuat dari orang tua serta literasi digital yang memadai, ia berharap berbagai kasus serupa dapat diminimalisir sehingga anak-anak lebih aman dalam aktivitas daring maupun interaksi harian mereka. (cr-3)