Kondisi permukiman padat di RW 07 Gang Setan Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. (Sumber: Poskota/Dhiya Ahmad Fauzan)

JAKARTA RAYA

Di Gang Setan Tamansari, Warga Hidup Waspada Setiap Hari

Sabtu 15 Nov 2025, 13:53 WIB

TAMANSARI, POSKOTA.CO.ID - Siang hari di sebuah gang sempit kawasan RW 07, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari Jakarta Barat, cuaca terasa terik dengan lalu-lalang warga yang beraktivitas.

Deretan rumah berdempetan, sebagian berdinding hebel, sebagian masih berdiri dari papan kayu, dan seng.

Di tengah megah, dan hiruk-pikuknya kota Jakarta yang nyaris tak pernah sunyi, kehidupan warga di sini berjalan dengan keadaan yang lebih sederhana.

Namun mereka hidup penuh kewaspadaan akan bahaya yang bisa datang kapan saja, seperti bencana kebakaran, banjir, hingga harus bertarung dengan maut karena rumah yang berdampingan dengan rel kereta aktif.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pria Penyiksa Perempuan yang Dipaksa Ikut Aksi Kriminal

Di sebuah rumah di antara padatnya rumah di gang setan, dengan pagar teralis besi hitam, Ratnasari, 49 tahun, seorang ibu rumah tangga yang juga menjabat sebagai ketua RT, menyambut dengan senyum ramah, meski tubuhnya sedikit letih.

Ratnasari mengisahkan bagaimana kawasan padat ini pernah dilandan banjir rob yang parah, pada saat air dari kali besar, dan tanggul laut jebol. Namun setelah dilakukan penataan dan renovasi tanggul sudah tidak jebol lagi.

"Dulu di sini sempat  banjir rob besar tahun 2012. Air sampai masuk rumah setinggi betis, tapi sekarang udah gak pernah lagi, karena tanggulnya sudah dibenerin. Alhamdulillah, udah nggak kaya dulu," kenang Ratnasari kepada Poskota dikutip Sabtu, 15 November 2025.

Tinggal di permukiman padat penduduk membuat Ratnasari was-was akan bencana salah satunya kebakaran yang bisa kapan saja terjadi. Mengingat lingkungan rumah tinggalnya yang juga sangat padat.

Material bangunan yang terbuat dari kayu dan bahan yang mudah terbakar membuat sijago merah bakal meronta dengan cepat, melahap rumah-rumah warga.

Ratnasari menyampaikan bahwa, warga intens diberikan edukasi oleh petugas pemadam kebakaran (Damkar) terkait mitigasi kebakaran jika sewaktu-waktu terjadi.

Baca Juga: Dishub DKI Terapkan Rekayasa Lalu Lintas Imbas Proyek SPAM di Jakarta Selatan

"Dikasih tau gimana kalau ada kebakaran di kawasan padat kaya gini, gimana cara menghadapi kalau ada gas bocor, gimana kalau ada percikan api karena korsleting listrik, tapi itu sudah lama, dan sekarang belum ada lagi," tambah Ratnasari.

Selain kesiapsiagaan terhadap bencana, kehidupan warga juga diwarnai aktivitas sosial yang kuat. Ratnasari menyebut kegiatan Posyandu, dan Posbindu rutin dilakukan oleh Ibu-Ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setiap minggu.

“Untuk kegiatan sosial, Ibu-Ibu disini Alhamdulillah rajin sih ya, kalau buat balita ada posyandu tiap minggu, terus kalau untuk manula ada Posbindu, dan rencana kita mau dibikin lagi untuk remaja, program remaja nanti kita mau edukasi soal pergaulan bebas, dan bahaya narkoba,” ucap Ratnasari dengan penuh semangat.

Suasana di Gang Setan Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. (Sumber: Poskota/Dhiya Ahmad Fauzan)

Yeni, 42 tahun, seorang warga yang membuka warung sembako kecil, tengah sibuk melayani pembeli. Warungnya terletak di ujung gang sempit, yang sering warga kenal sebagai gang setan.

Ibu rumah tangga yang telah tinggal selama puluhan tahun ini mengeluhkan soal sinar matahari yang tidak sampai ke dalam rumah miliknya.

"Kalau siang itu panas, tapi sinar mataharinya nggak sampai masuk ke dalam rumah,” ucap Yeni sambil menata sembako miliknya.

Yeni kembali teringat saat ditanyai terkait bencana kebakaran yang pernah melanda permukiman padat penduduk di lokasi rumahnya tersebut.

"Apinya sampai sumur dekat rumah saya ini, tapi untungnya api tuh berbalik ke arah belakang, jadi rumah saya tidak sampai kena api, dan mitos dari banyak warga banyak yang bilang kalau sumur ini ada penjaganya, dan kenapa sampai sekarang wilayah ini dikasih nama gang setan," ucap dia.

Sejak kejadian kebakaran itu, warga banyak yang mulai memperbaiki rumah mereka. Dinding-dinding rumah yang sebelumnya hanya dilapisi dari kayu, sekarang sudah diganti dengan habel yang lebih kokoh.

“Kalau dulu rumah warga banyak yang pakai triplek, ya jadi gampang buat kebakar kalau ada api, tapi sekarang banyak warga udah pada renovasi rumahnya pakai hebel,” jelas Yeni.

Tags:
permukiman padat pendudukJakarta BaratKecamatan Tamansarigang

Pandi Ramedhan

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor