Mitsubishi Fuso Perkuat Industri Otomotif Nasional Lewat Produksi dan Ekosistem Lokal

Kamis 13 Nov 2025, 12:15 WIB
Melalui fasilitas perakitan lokal dan jaringan luas, Fuso berkontribusi pada penguatan ekosistem manufaktur dan perekonomian nasional. (Sumber: Fuso)

Melalui fasilitas perakitan lokal dan jaringan luas, Fuso berkontribusi pada penguatan ekosistem manufaktur dan perekonomian nasional. (Sumber: Fuso)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Selama lebih dari lima dekade hadir di Indonesia, Mitsubishi Fuso menempati posisi penting dalam sektor kendaraan niaga.

Bukan hanya sebagai penyredia truk andal, tetapi juga sebagai bagian dari ekosistem industri otomotif nasional yang terus berkembang.

Sebagai distributor resmi Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC), PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) menjadi ujung tombak distribusi kendaraan niaga di Indonesia. Namun, kiprah Mitsubishi Fuso tak berhenti di sisi komersial.

Perusahaan ini ikut mendorong tumbuhnya ekosistem industri otomotif melalui kegiatan manufaktur, kemitraan lokal, hingga pembinaan tenaga kerja.

Baca Juga: Hyundai Perbarui Palisade 2026 dengan Teknologi Hybrid dan Interior Mewah

Seluruh lini kendaraan Mitsubishi Fuso dirakit di dalam negeri melalui dua fasilitas utama: PT Krama Yudha Ratu Motor (KRM) dan PT Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM).

Fasilitas tersebut menjadi pusat perakitan berbagai model seperti Canter, Fighter X, hingga model terbaru Fighter X FM65F Tractor Head 4x2.

Lebih dari 100 perusahaan lokal kini terlibat sebagai pemasok komponen, memperlihatkan terbentuknya rantai pasok domestik yang semakin kuat. Kolaborasi ini tak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga membuka peluang transfer teknologi dan peningkatan kapasitas industri lokal.

Presiden Direktur PT KRM, Duljatmono, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerapkan sistem production tracking berbasis QR code untuk memantau setiap tahapan perakitan secara real-time. 

“Sistem ini akan kami kembangkan menjadi Manufacturing Execution System (MES) sebagai langkah strategis menuju integrasi menyeluruh antarproses produksi,” ujar Duljatmono dalam keterangan resminya, Kamis, 13 November 2025.

Teknologi ini akan dikembangkan menjadi Manufacturing Execution System (MES) langkah menuju digitalisasi penuh proses produksi agar lebih efisien dan adaptif terhadap tuntutan industri modern.


Berita Terkait


News Update