JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendukung rencana pembatasan gim online bertipe perang seusai ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Jumat, 7 November 2025.
"Ya, kalau memang, kalau untuk proteksi anak ya, ya harus gitu, Harus diatur," kata Ketua KPAI, Margaret Aliyatul Maimunah di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin, 10 November 2025.
Margret menyampaikan, pihaknya telah membicarakan rencana pembatasan gim daring.
"Kami juga, kami baru bincang-bincang di internal komisioner ya, untuk mau mengajak rakor terkait dengan ini," ujarnya.
Baca Juga: Polisi Ungkap Motif Siswa ABH Ledakan SMAN 72 Jakarta
Menurutnya, KPAi berkonsentrasi terhadap perlindungan anak di dunia siber dan tindak perundungan siswa.
"Dua hal yang akan jadi konsentrasi kita. Yang pertama terkait dengan perlindungan anak di dunia siber, kaitannya dengan bagaimana apa namanya, peningkatan atau penguatan pengawasan anak-anak, perlindungan anak dari konten-konten negatif di dunia siber. Yang kedua terkaitannya dengan perundungan," ucapnya.
Perlindungan di dunia siber mencakup media sosial, platform video, hingga gim daring yang berpotensi menjadi sumber paparan konten berbahaya bagi anak-anak.
"Kalau siber itu kan konten negatif semua lah. Pornografi, kekerasan, kemudian apa ajalah. Pokoknya hal yang bisa membawa negatif anak ya," katanya.
Baca Juga: 13 Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Masih Dirawat di RSIJ Cempaka Putih
Rencana tersebut digagas Presiden Prabowo Subianto. Ia meminta sekolah mewaspadai pengaruh gim daring terhadap perilaku siswa.
